LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Studi Gerakan
Studi
gerakan adalah analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian tubuh
pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan agar
gerakan-gerakan yang tidak perlu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan
sehingga akan diperoleh penghematan baik dalam bentuk tenaga, waktu kerja
maupun dana. Gerakan-gerakan yang dipelajari dapat dipermudah penganalisaanya
dengan terlebih dahulu mengenali apa yang disebut sebagai gerakan-gerakan dasar
sebagaimana yang dikembangkan secara mendalam oleh Frank B. Gilberth berserta
istrinya, Lilian. Ia telah menguraikan gerakan ke dalam 11 gerakan dasar atau
elemen gerakan yang mereka namakan therblig. Sebagian besar dari therblig-therblig
ini merupakan gerakan-gerakan dasar dari tangan. Hal ini mudah dimengerti
karena pada setiap pekerjaan produksi gerakan tangan merupakan gerakan yang
paling umum dijumpai, terlebih lagi dalam pekerjaan yang bersifat manual
(Sutalaksana, 1979).
2.2 Pengukuran Waktu Metode (Methods Time
Measurement)
Pengukuran
waktu metode yang dalam istilah asingnya lebih dikenal sebagai Methods Time
Measurement (MTM) adalah suatu sistem penetepan awal waktu baku (predetermined
time standard) yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan
kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. Sistem ini
didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau
metode kerja ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan
kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standard waktu dari
masing-masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi
kerja masing-masing yang ada. Pengukuran waktu metode membagi gerakan-gerakan
kerja atas elemen-elemen gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move),
memutar (turn), memegang (grasp), mengarahkan (position),
melepas (release), lepas rakit (disassemble), gerakan mata (eye
movement), dan beberapa gerakan anggota badan lainnya. Waktu untuk setiap
elemen gerak ini ditentukan menurut beberapa kondisi yang disebut kelas-kelas.
Kelas-kelas ini dapat menyangkut keadaan-keadaan perhentian, keadaan objek yang
ditempuh atau dibawa, sulit mudahnya menangani objek atau kondisi-kondisi
lainnya. Diawali sekitar tahun 1963 untuk pertama kalinya diperkenalkan anggota
dari sistem Pengukuran Waktu Metode (methods time measurement) yang
disebut dengan General Purpose Data (MTM-GPD) dan pada saat yang bersamaan MTM-
1 dipakai untuk merencanakan sistem dasar dari MTM. Belakangan ini perkembangan
sistem/metode MTM-GPD, MTM-2, MTM-3, MTM-V, MTM-M, MTM-C, dan 4M DATA (Sritomo,
1992).
2.3 Gerakan-Gerakan Dasar pada Pengukuran
Waktu Metode
Suatu
pekerjaan yang utuh dapat diuraikan menjadi gerakan dasar. Suatu pekerjaan mempunyai
uraian yang berbeda-beda bila dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Hal ini tergantung
dari jenis pekerjaannya. Suatu pekerjaan mungkin dapat diuraikan ke dalam enam
gerakan dasar, sedangkan untuk pekerjaan yang lain mungkin hanya dapat
diuraikan ke dalam empat gerakan dasar. Kemampuan yang baik untuk menguraikan
suatu pekerjaan ke dalam gerakan-gerakan dasar sangat diperlukan, karena dengan
demikian akan memudahkan dalam analisisnya. Selanjutnya dapat diketahui dengan
baik pula gerakan-gerakan yang dapat menghemat waktu kerja, atau gerakan yang sebetulnya
tidak diperlukan tapi masih dilakukan oleh pekerja. Gerakan-gerakan dasar
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Yudianto, 2003):
1.
Menjangkau (Reach)
Menjangkau
adalah elemen gerakan dasar yang digunakan bila maksud utama gerakan adalah
untuk memindahkan tangan atau jari ke suatu tempat tujuan tertentu. Waktu yang
dibutuhkan untuk gerakan menjangkau ini bervariasi dan tergantung pada
faktor-faktor seperti keadaan/kondisi tujuan, panjang gerakan, dan macam gerak
jangkauan yang dilakukan. Kelima kelas menjangkau tersebut adalah sebagai
berikut:
Menjangkau kelas A : adalah
gerakan menjangkau ke arah suatu tempat yang pasti, atau ke suatu obyek di
tangan lain.
Menjangkau
kelas B : adalah
gerakan menjangkau ke arah suatu obyek yang tempatnya berada pada jarak
kira-kira tapi tertentu dan diketahui lokasinya.
Menjangkau kelas C : adalah gerakan menjangkau ke arah suatu
obyek yang bercampur aduk dengan banyak
obyek lain.
Menjangkau
kelas D : adalah gerakan menjangkau ke arah suatu obyek yang kecil sehingga diperlukan suatu alat pemegang khusus.
Menjangkau kelas E : adalah
gerakan menjangkau menjangkau ke arah suatu sasaran yang tempatnya tidak pasti.
Panjang
gerakan menjangkau adalah merupakan lintasan yang sebenarnya, tidak hanya sekedar
berupa garis lurus yang menunjukkan jarak antara dua titik lokasi.
2. Mengangkut
(move)
Mengangkut adalah elemen gerakan
dasar yang dilaksanakan dengan maksud utama untuk membawa suatu obyek dari satu
lokasi ke lokasi tujuan tertentu. Di sini terdapat tiga kelas mengangkut,
yaitu:
Mengangkut
kelas A : adalah
bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek dari satu tangan ke tangan
yang lain atau berhenti karena suatu sebab.
Mengangkut
kelas B : adalah bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek ke suatu
sasaran yang letaknya tidak pasti atau mendekati.
Mengangkut
kelas C : adalah bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek ke suatu
sasaran yang letaknya sudah tertentu/tetap.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut
dipengaruhi oleh variabelvariabel seperti kondisi sasaran yang dituju, jarak
yang harus ditempuh, jenis atau tipe pengangkutan, dan faktor-faktor berat,
dinamika atau statika obyek. Waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut juga
dipengaruhi oleh panjangnya gerakan.
3. Memutar
(turn)
Memutar adalah gerakan yang
dilakukan untuk memutar tangan baik dalam keadaan kosong atau membawa beban.
Gerakan di sini berputar pada tangan, pergelangan, dan lengan sepanjang sumbu
lengan tangan yang ada. Waktu dibutuhkan untuk memutar akan tergantung pada dua
variabel yaitu derajat putaran dan faktor berat yang harus dipikul.
4. Crank
Crank ialah
gerakan memutar dari jari tangan , tangan, pergelangan tangan dan lengan.
Berbeda dengan turn, gerakan crank terdapat diameter dari
putaran, sebagai contoh memutar stir mobil.
5. Gerakan
Menekan (Apply Pressure)
Gerakan menekan (Apply Pressure)
ialah pemakaian tekanan pada waktu pergerakkan. Gerakan yang termasuk dalam
gerakan ini, misalnya mengencangkan sekrup dengan obeng.
6.
Memegang (grasp)
Memegang
adalah elemen gerakan dasar yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menguasai/mengontrol
sebuah atau beberapa obyek baik dengan jari-jari maupun tangan untuk
memungkinkan melaksanakan gerakan dasar berikutnya. Diantara hal-hal yang
mempengaruhi lamanya gerakan ini adalah mudah/sulitnya obyek dipegang,
bercampur tidaknya obyek dengan obyek lain, bentuk obyek, dan lain-lain.
7. Mengarahkan
(Position)
Mengarahkan
adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan untuk menggabungkan, mengarahkan
atau memasangkan satu obyek dengan obyek lainnya. Gerakan yang ada disini cukup
sederhana sehingga tidak diklasifikasikan seperti elemen-elemen gerakan dasar
yang lain. Waktu untuk gerakan mengarahkan dipengaruhi oleh derajat kesesuaian,
bentuk simetris, dan kemudahan untuk ditangani (handling).
8. Melepas (Release)
Melepas
adalah elemen gerakan dasar untuk membebaskan kontrol atas suatu obyek oleh
jari/tangan. Ada dua klasifikasi gerakan melepas, yang pertama adalah gerakan
melepas normal yaitu secara sederhana jari-jari tangan bergerak membuka dan
yang kedua adalah gerakan melepas sentuhan yaitu dimulai dan diselesaikan penuh
sesaat elemen gerakan menjangkau (reach) dimulai tanpa ada waktu idle.
Biasanya gerakan melepas tidak membutuhkan waktu yang untuk melaksanakannya
bila gerakannya terpisah dengan gerakan lainnya.
9. Melepas
Rakit (Disassamble atau Disengage)
Lepas
rakit adalah elemen gerakan dasar yang digunakan untuk memisahkan kontak antara
satu obyek dengan obyek lainnya. Hal ini termasuk gerakan memaksa yang
dipengaruhi oleh mudah atau tidaknya pada saat gerak lepas rakit dilaksanakan
atau mudah sulitnya obyek dipegang. Waktu yang dibutuhkan untuk gerakan lepas
rakit akan dipengaruhi oleh tiga variabel seperti tingkatan hubungan/sambungan
dari obyek-obyek yang akan dipisahkan, kemudian di dalam proses handling,
faktor kehati-hatian yang perlu dipertimbangkan.
10. Gerakan Mata (Eye Movement)
Sebagian
besar aktivitas kerja, waktu yang dibutuhkan untuk menggerakkan dan memfokuskan
mata bukanlah merupakan faktor-faktor yang menghambat sehingga konsekuensinya
hal ini tidak akan mempengaruhi waktu untuk melaksanakan operasi kerja itu
sendiri, terkecuali gerakan-gerakan mata yaitu eye focus time dan eye
travel time. Eye focus time (gerakan mata untuk fokus) akan
memerlukan waktu untuk melakukan gerakan fokus pada suatu obyek dan melihatnya
untuk waktu yang cukup lama guna menentukan karakteristikkarakteristik dari
obyek tersebut (obyek dilihat tanpa mengangkat mata). Selanjutnya eye travel
time (gerakan perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara
obyek-obyek yang harus dilihat dengan jalan menggerakkan mata.
11.
Gerakan Anggota Badan, Kaki, dan Telapak Kaki (Body,Leg,Foot)
Gerakan anggota badan lainnya
adalah gerakan kaki, telapak kaki serta bagian-bagian tubuh lainnya lutut,
pinggang,dan lain-lain. Di dalam operasioperasi kerja di industri, seringkali
dijumpai bahwa gerakan kerja harus dilakukan oleh lebih dari satu anggota tubuh
pada saat yang sama. Biasanya metode yang paling efektif untuk melaksanakan
suatu operasi kerja dilakukan oleh dua atau lebih anggota tubuh yang bergerak
pada saat bersamaan. Apabila dua atau lebih gerakan dikombinasikan (overlapping)
maka hal ini akan bisa menghemat waktu penyelesaian kerja dan membatasi
gerakan-gerakan kerja. Apabila dua gerakan dilaksanakan dalam waktu bersmaan
hal ini akan disebut sebagai kombinasi gerakan (gerakan dilakukan oleh anggota
tubuh yang sama), sedangkan bila gerakan-gerakan tersebut dilakukan oleh
anggota tubuh yang berbeda dikenal sebagai gerakan-gerakan simultan (silmutaneous
motions).
2.4 Langkah-langkah dalam Pelaksanaan Pengukuran Waktu Kerja
Pendeskripsian
gerakan-gerakan kerja dilaksanakan dengan menuliskan kode-kode tertentu. Satu
hal yang tidak efisien kalau harus mendeskripsikan suatu gerakan dalam kalimat
menjangkau sebuah benda yang terletak di tempat yang pasti pada jarak 5 inci
karena hal ini akan cukup ditulis dengan RSA (dalam waktu 6,5 TMU). Jika
simbol-simbol atau kode-kode akan dituliskan, maka cara penulisan dilakukan
dengan menguraikan gerakan-gerakan kerja satu per satu secara berurutan dari
atas ke bawah. Demikian pula apabila gerakan benda kerja tersebut dilakukan
oleh tangan kanan atau tangan kiri harus dituliskan secara terpisah. Sedangkan
waktu (dalam unit satuan TMU) dituliskan di kolom tengah.
Langkah-langkah tersebut di atas menunjukkan gerakan-gerakan
kerja tangan kiri menjangkau obyek sejauh 12 inci (gerakan menjangkau kelas C)
dan kemudian diikuti dengan gerakan memegang obyek G-4A untuk mengambil obyek
atau benda kerja. Tangan kiri kemudian bergerak membawa obyek dan dipindahkan
ke tangan yang lain (tangan kanan) sejauh 10 inci dan gerakan membawa
dikategorikan kelas A. Suatu transfer dilakukan sehingga akhirnya obyek
dipegang oleh tangan kanan yang membawa obyek sejauh 12 inci ke lokasi kerja
yang pasti, mengarahkan dan akhirnya melepaskan obyek tersebut. Contoh
penulisan menggunakan pengukuran waktu metode dapat dilihat pada Tabel 2.1
(Sutalaksana, 2006).
Tabel
2.1 Contoh Penulisan MTM-1
Tangan
Kiri
|
TMU
|
Tangan
Kanan
|
R12C
G4A
M10A
G3
|
14.2
7.3
11.3
5.6
5.2
5.6
2.0
|
G3
M2C
P1SSE
RL1
|
Total
|
57,2
|
2.5 Analisa
Kerja
Analisa operasi kerja adalah suatu
prosedur untuk menganalisa suatu operasi kerja. Prosedur tersebut meliputi
suatu elemen-elemen kerja. Elemen kerja tersebut bersifat produktif atau tidak
dengan tujuan memperbaiki metode kerja. Kegiatan ini merupakan suatu cara untuk
menaikkan jumlah produk per satuan waktu dan untuk mengurangi unit cost. Adapun perbedaan antara metode
pengukuran kerja work factor system, basic motion dan micromotion time measurement (MTM) adalah sebagai berikut (Sritomo,
1992):
a.
Work Factor System
Sistem
faktor kerja merupakan salah satu sistem dari Predetermined Time System yang paling awal dan secara luas
diaplikasikan. Sistem ini memungkinkan untuk menetapkan waktu untuk
pekerjaan-pekerjaan manual. Waktu tersebut menggunakan data waktu gerakan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Langkah-langkah yang diambil pertama kali
adalah membuat analisa detail setiap langkah kerja yang ada berdasarkan 4
variabel. Variabel tersebut merupakan dasar utama pelaksanaan kerja.
Pelaksanaan kerja meliputi anggota tubuh, kerja perpidahan gerakan, dan manual
kontrol. Selain itu, pelaksanaan kerja juga meliputi berat atau hambatan yang
ada dan menggunakan data faktor kerja sebagai unit pengukurnya. Langkah
kemudian adalah menentukan waktu bakunya. Pada Work Factor System, suatu pekerjan dibagi atas elemen-elemen
gerakan standar kerja. Standar kerja
tersebut adalah transport atau reach & move (TRP), grasp (GR), pre-position (PP). Selain itu, assemble
(ASY), use (manual, process or machine time)-(US), diassemble (DSY), mental Process (MP), dan release
(RL).
b.
Basic Motion
Basic motion
dikembangkan dari tahun 1949 – 1953 oleh Gerald B.Bailey dan Ralph Presgrave.
Data pada Basic Motion ini sebenarnya
adalah revisi dari MTM dan ada penambahan beberapa pola dari predetermined system. Hal Ini bertujuan
agar lebih mudah untuk diaplikasikan dan perbedaan penghitungan waktu baku yang
relatif kecil selisihnya. Selain itu, lebih memungkinkan pendekatannya.
c.
Micromotion Time Measurement
Dalam
menganalisa gerakan kerja sering kali dijumpai kesulitan dalam menentukan
batas-batas suatu elemen therblig
dengan elemen yang lainnya. Hal ini dikarenakan, waktu kerja dari suatu
pekerjaan yang terlalu singkat dan ceoat. Untuk memudahkannya, dilakukan
perekaman atas gerakan-gerakan kerja dengan menggunakan kamera film (video recorder). Hasil
perekaman dapat diputar ulang kalau perlu dengan kecepatan lambat (slow
motion). Sehingga analisa gerakan kerja dapat dilakukan dengan lebih teliti
dan lebih jelas. Aktivitas micromotion studi
mengharuskan dilakukannya perekaman dari setiap gerakan kerja yang ada secara
detail. Selain itu, memberi kemungkinan-kemungkinan analisa gerakan kerja
secara detail.
(http://apk.lab.ui.ac.id/download/modul/regular/micromotionstudy.pdf).
2.6 Perhitungan
Waktu Baku
Waktu
baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Waktu baku tersebut dijalankan dalam suatu sistem
kerja yang terbaik pada saat itu. Dengan kata lain, menghitung waktu yang
diperlukan untuk merakit 1 produk dengan memperhatikan elemen-elemen gerakan
operator. Sedangkan waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan untuk merakit
1 produk. Dimana data perhitungan waktunya diambil dari data mentah yang
didapat dari percobaan.
Teknik-teknik
pengukuran waktu dibagi ke dalam dua bagian, secara langsung dan tidak
langsung. Cara langsung yaitu pengukuran dilakukan di tempat pekerjaan
berlangsung. Contohnya adalah pengukuran waktu baku dengan jam henti dan work sampling. Cara perhitungan tidak
langsung diketahui dengan melakukan perhitungan waktu baku tanpa berada di
tempat pekerjaan. Maksudnya dengan membaca tabel-tabel yang telah disediakan.
Data waktu yang termasuk dalam pengukuran tidak langsung adalah data waktu baku
dan waktu gerakan. Jika pengukuran tersebut dilakukan terhadap beberapa
alternatif sistem kerja yang terbaik. Maka, pengukuran tersebut dilihat dari
segi waktu yang dapat dicari, yaitu sistem yang membutuhkan penyelesaian
tersingkat (Sritomo, 1992).
2.7 Penetapan Waktu Baku dengan Data Waktu
Gerakan (Predetermined Time System)
dengan Methods Time Measurement (MTM)
Pengukuran waktu metode terbagi menjadi
gerakan-gerakan kerja. Gerakan tersebut terbagi atas elemen gerakan menjangkau
(reach), mengangkut (move), memutar (turn), memegang (grasp).
Selain itu, terdapat gerakan mengarahkan (position),
melepas (release), lepas rakit (disassemble), gerakan mata (eye movement), dan beberapa gerakan
badan lainya. Waktu untuk setiap elemen-elemen gerak ini ditentukan menurut
beberapa kondisi yang disebut dengan “kelas-kelas”. Kelas-kelas ini dapat
menyangkut keadaan-keadaan perhentian dan keadaan obyek yang ditempuh. Selain
itu, juga menyangkut tentang sulit mudahnya menangani obyek atau kondisi
lainnya. Unit waktu yang digunakan
dalam tabel-tabel ini adalah sebesar perkalian 0.00001 jam dan satuannya
dikenal sebagai TMU. Disini, 1 TMU adalah sama dengan 0.00001 jam atau 0.0006
menit, atau 0,036 detik. berikut ini merupakan gerakan yang berhubungan dengan
tubuh manusia dan gerakannya (Sritomo, 1992):
1.
Kedua tangan sebaiknya
memulai dan mengakhiri secara bersamaan.
2.
Kedua tangan sebaiknya
tidak menganggur secara bersamaan kecuali sedang istirahat.
3.
Gerakan kedua tangan
akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah
gerakannya.
4.
Gerakan tubuh atau
tangan sebaiknya dihemat dan memperhatikan alam atau natural dari gerakan tubuh
atau tangan.
5.
Sebaiknya para pekerja
dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaannya. Pemanfaatan ini timbul
karena berkurangnya kerja otot dalam bekerja.
6.
Gerakan yang
patah-patah bayak perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut.
7.
Gerakan balistik akan
lebih cepat, menyenangkan dan teliti dari pada gerakan yang dikendalikan.
8.
Pekerjaan sebaiknya
dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja harus mengikuti
irama alamiah bagi si pekerjanya.
9.
Usahakan sesedikit
mungkin gerakan mata.
Berikut
ini adalah prinsip-prinsip ekonomi gerakan berhubungan dengan pengaturan tata
letak tempat kerja (Sritomo, 1992):
1.
Sebaiknya diusahakan
agar peralatan dan bahan baku dapat diambil dari tempat tertentu dan tetap.
2.
Bahan dan peralatan
diletakan pada tempat yang mudah, cepat dan nyaman untuk dicapai atau
dijangkau.
3.
Tempat penyimpanan
bahan yang dirancang dengan memanfaatkan prinsip gaya berat akan memudahkan
kerja. Hal ini dikarenakan bahan yang akan diproses selalu siap di tempat yang
mudah untuk diambil. Hal ini menghemat tenaga dan biaya.
4.
Objek yang sudah
selesai penyalurannya dirancang menggunakan mekanisme yang baik.
5.
Bahan-bahan dan
peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakan
dilakukan dengan urutan terbaik.
6.
Tinggi tempat kerja dan
kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri dan duduk dalam
menghadapi pekerjaan sangat menyenangkan.
Berikut
ini adalah prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan perancangan
peralatan (Sritomo, 1992):
1.
Tangan sebaiknya dapat
dibedakan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari alat bantu yang dapat
digerakkan dengan kaki dapat ditingkatkan.
2.
Peralatan sebaiknya
dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari satu kegunaan.
3.
Peralatan sebaiknya
sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanannya.
4.
Bila setiap jari tangan
melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti pekerjaan mengetik. Beban
tersebut harus didistribusikan pada jari sesuai dengan kekuatan masing-masing
jari.
5.
Roda tangan, palang,
dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur sedemikian rupa.
Sehingga badan dapat melayaninya dengan posisi yang baik dan dengan tenaga yang
minimum.
|
Serius gan, ini susah dibaca. Warna fontnya bisa diganti
BalasHapusSerius gan, ini susah dibaca. Warna fontnya bisa diganti
BalasHapus