BAB II
MESIN BUBUT
2.1 Pengertian Mesin Bubut
Mesin bubut
merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada proses turning
atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan bagian dari
benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di sini benda kerja akan diputar atau rotasi
dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh
pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding)
(http://pemesinan-bubut.blogspot.com).
Gambar 2.1Proses pembubutan
Mesin bubut
mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris. Jenis yang
paling tua dan paling umum adalah pembubut (lathe) yang melepas bahan
dengan memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal. Suku cadang di mesin
harus dapat dipegang diantara kedua pusatnya, dipasangkan pada plat muka
didukung pada pencekam rahang atau dipegang pada pencekam yang ditarik ke dalam
atau leher (collet)
(http://januarsutrisnoyayan.wordpress.com).
2.2 Komponen Utama Mesin Bubut
Mesin bubut pada dasarnya
terdiri dari beberapa komponen utama antara lain yaitu meja mesin, headstock, tailstock, compound slide, across
slide, toolpost, dan leadscrew
dan lain-lain. Pada gambar 2.2 berikut ini diperlihatkan nama-nama bagian atau
komponen yang umum dari mesin bubut: (http://pemesinan-bubut.blogspot.com).
Gambar 2.2 Komponen Utama Mesin Bubut
Bagian-bagian mesin bubut berserta fungsinya berdasarkan Gambar 2.2
diantaranya yaitu:
1.
Tailstock
Tailstock berfungsi untuk memegang atau menyangga
benda kerja pada bagian ujung yang berseberangan dengan Chuck (pencekam) pada proses pemesinan di mesin bubut.
2.
Lead crew
Lead crew adalah
poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan bangku,
memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi
pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir
pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.
3.
Feedrod
Feedrod yang terletak
dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah
cepat (quick change box) untuk
menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang. Digunakan untuk kedudukan tool
holder,
bisa juga untuk proses pembuatan tirus.
4.
Carriage
Carriage terdiri
dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat karena harus
menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat
dalam arah melintang.
Spindle yang atas mengendalikan
gerakan dudukan pahat dan spindle
atas untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan.
5.
Toolpost
Toolpost digunakan sebagai tempat
dudukan pahat bubut dengan
menggunakan pemegang pahat.
6.
Head stock
Head stock yaitu tempat terletaknya
transmisi gerak pada mesin bubut yang mengatur putaran yang dibutuhkan pada
proses pembubutan. Digunakan
untuk kedudukan cekam, bisa juga untuk perlengkapan-perlengkapan lain misalnya centre
tetap (dead centre), face plate, collet dan lain-lain.
7.
Kepala
lepas (tail stock)
Digunakan untuk
menempatkan centre jalan (live centre), untuk menyangga benda
kerja yang panjang, untuk kedudukan chuck bor (drill chuck),
untuk kedudukan reamer, bisa juga untuk proses pembuatan tirus (http://pemesinan-bubut.blogspot.com).
2.3 Dimensi
dan Jenis-Jenis Mesin Bubut
Dimensi
atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang
dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm
mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm.
Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda
kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara
kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang
bangku. Beberapa variasi dalam jenis
mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara
pengoparasiannya dan
jenis produksi atau jenis benda kerja. Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua
jenis yaitu mesin bubut manual dan mesin bubut otomatis (http://pemesinan-bubut.blogspot.com).
Mesin bubut
manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual dilakukan
oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut otomatis adalah mesin bubut
yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses
diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara
otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya
dilengkapi dengan tool magazine
sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin secara berurutan dengan
hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control), Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem
komputer kontrol numerik), seperti pada gambar berikut:
a.
Mesin bubut manual b.
Mesin bubut CNC
Gambar 2.3 Jenis
Mesin Bubut
(http://pemesinan-bubut.blogspot.com)
Jenis-jenis
mesin bubut dibagi ke dalam lima jenis berdasarkan kemampuan pengerjaannya.
Adapun kelima jenis mesin bubut tersebut yaitu:
1.
Mesin Bubut Ringan
Mesin ini bentuknya kecil dan sederhana, digunakan
untuk mengerjakan benda-benda yang kecil pula. Biasanya diletakkan diatas meja
kerja. Contoh mesin bubut simonet.
2.
Mesin Bubut Sedang
Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan
dilengkapi dengan penggabungan perlengkapan yang khusus. Mesin ini digunakan
untuk pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi.
3.
Mesin Bubut Standar
Mesin ini mempunyai power yang lebih besar dan digunakan untuk pengerjaan pembubutan
yang memerlukan ketelitian tinggi dengan benda kerja yang cukup besar. Contoh Cholcester Master dan Kerry.
4.
Mesin Bubut Revolver
Mesin ini khusus untuk memproduksi benda kerja yang
ukurannya sama dan dalam jumlah yang banyak atau untuk pengerjaan awal. Contohnya yaitu mesin bubut Kapstan.
5.
Mesin Bubut Beralas Panjang
Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri berat
yang banyak digunakan pada benda kerja yang besar dan panjang. Misalnya poros-poros
kapal dan poros transmisi (http://januarsutrisnoyayan.wordpress.com/mesin-bubut).
2.4 Gerakan-Gerakan
Dalam Membubut
Gerakan-gerakan yang ada
dalam proses pembubutan dibagi ke dalam 3 bagian prinsip pengerjaan. Adapun
ketiga bagian gerakan dari prinsip pengerjaan mesin bubut adalah sebagai
berikut:
1.
Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut cutting
motion, main motion, artinya putaran utama. Cutting speed atau kecepatan potong merupakan gerakan untuk
mengurangi benda kerja dengan pahat.
2.
Pahat yang bergerak maju secara teratur, akan
menghasilkan chip (geram, serpih,
tatal). Gerakan tadi disebut feed motion.
3.
Bila pahat dipasang dengan dalam pemotongan (depth of cutting), pahat dimajukan ke
arah melintang sampai kedalaman pemotongan yang dikehendaki. Gerakan ini
disebut adjusting motion
(http://januarsutrisnoyayan.wordpress.com).
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang
berputar, sedangkan pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Berdasarkan kerja ini dihasilkan sayatan dan benda kerja yang umumnya simetris. Operasi pada mesin bubut dikerjakan beraneka ragam. Proses pengerjaan pada
mesin bubut diantaranya yaitupembubutan, pengeboran, pengerjaan
tepi, penguliran, pembubutan
tirus, penggurdian, dan meluaskan
lubang (http://pemesinan-bubut.blogspot.com).
Gambar
2.4 Operasi Pada Bubut
Operasi pada Pembubutan Silindris
dilakukan dengan benda
disangga diantara kedua pusatnya. Pembubutan
silindris ditunjukkan
pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.5 Operasi pembubutan
Operasi pada A menunjukan operasai pahat mata tunggal dalam
operasi pembubutan. Sementara operasi pada B menunjukan operasi memotong tepi.
Pengerjaan
tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja
biasanya dipegang pada plat muka atau dalam pencekam. Hal ini bisa juga pengerjaan
tepi dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus
terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut
untuk mencegah gerakan aksial (http://pemesinan-bubut.blogspot.com).
Operasi lain pada mesin bubut yaitu
pembuatan tirus. Terdapat
beberapa standar ketirusan dalam praktek komersial. Penggolongan standar ketirusan yang
umum digunakan sebagai berikut:
a.
Tirus
Morse, banyak digunakan untuk tangkai
gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya adalah 0,0502
mm/mm (5,02%).
b.
Tirus
Brown dan Sharp, terutama digunakan dalam memfrais spindel mesin 0,0417 mm/mm (4,166%).
c.
Tirus
Jarno dan Reed, digunakan oleh
beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua sistem
mempunyai ketirusan 0.05 mm/mm (5,000%), tetapi diameternya berbeda.
d.
Pena
tirus digunakan
sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%) (http://pemesinan-bubut.blogspot.com).
Operasi pemotongan ulir juga dapat dilakukan dalam pengoperasian mesin
bubut. Biasanya
pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang
harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan
menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gambar 2.6.
memperlihatkan sebuah pahat untuk memotong ulir -V 60 derajat dan gage yang digunakan untuk memeriksa
sudut pahat. Gage ini disebut gage senter sebab juga bisa digunakan
sebagai gage penyenter mesin bubut.
Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk memotong ulir.
Gambar 2.6
Gambar Memotong Ulir
2.6 Pahat Bubut
Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda
kerja. Pahat ini terbuat dari unalloyed tool steel, alloy tool steel,
cemented carbide, diamond tips, ceramic cutting material. Umurnya
tergantung dari jenis bahan dasar pahat, bentuk sisi potong, dan pengasahannya. Sifat-sifat dasar pahat bubut yaitu keras, ulet, tahan panas,
dan tahan lama (http://januarsutrisnoyayan.wordpress.com)
Macam-macam pahat bubut untuk setiap jenis pengerjaan
diperlukan pahat yang tepat. Oleh sebab itu, harus dipilih pahat roughing,
finishing, boring, thread cutting, dan sebagainya. Kebanyakan pahat
bubut sudah distandarisasikan.
Adapun penjelasan dari macam-macam pahat tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Pahat finishing (finishing tool).
Permukaan yang halus dari benda kerja akan diperoleh
jika menggunakan pahat finishing. Untuk keperluan ini dipergunakan pahat
finishing titik dengan sisi potong bulat dan pahat finishing
datar dengan sisi potong rata. Setelah digerinda, sisi potong pahat finishing
harus digosok dengan oil stone secara hati-hati, kalau tidak permukaan
benda kerja tidak akan halus.
b.
Perawatan pahat bubut
Pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa sehingga
sisi potongnya tidak mudah rusak. Sisi potong yang tumpul menyebabkan getaran
yang besar, sehingga menyebabkan panas dan permukaan yang kasar. Oleh sebab itu,
janganlah menunggu sampai sisi potong tumpul.
c.
Pahat roughing (roughing tool)
Selama pengerjaan
kasar, pahat harus memotong benda dalam waktu sesingkat mungkin. Oleh sebab itu
pahat ini harus dibuat kuat. Bentuknya dapat lurus atau bengkok (http://januarsutrisnoyayan.wordpress.com).
Pemasangan
pahat bubut dilakukan
dengan pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya
tenaga ini tergantung dari besarnya benda kerja dan ukuran penampang chips. Dengan memasang pahat pada baut
pengunci (clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di antara
permukaan penyangga pahat dengan penjepit pahat. Getaran tersebut menyebabkan
pahat bergerak. Untuk menghindari bergesernya pahat selama pengerjaan, pahat
harus dipegang dengan kuat dan aman. Pemasangan pahat dapat digunakan pelat tipis sebagai ganjal. penentuan kecepatan potong, hal-hal berikut
ini harus diperhatikan bahan
dasar dari benda kerja, bahan
dari pahat, penampang
dari chips, pendingin, dan jenis mesin bubut yang digunakan (http://januarsutrisnoyayan.wordpress.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar