BAB IV
Electrical Discharge Machining (EDM)
4.1 Gambaran Singkat EDM
Asal
mula EDM (Electrical Discharge Machining) adalah pada tahun 1770, ketika
ilmuwan Inggris Joseph Priestly menemukan efek erosi dari percikan arus
listrik. Pada tahun 1943, ilmuwan Rusia B. Lazarenko dan N.
Lazarenko memiliki ide untuk memanfaatkan efek merusak dari
percikan arus listrik untuk membuat proses yang terkontrol untuk pemesinan
secara elektrik bahan konduktif.
Dengan
adanya ide tersebut, proses EDM telah lahir. Lazarenko bersaudara
menyempurnakan proses dengan cara menempatkan cairan tidak konduktif di mana
percikan listrik terjadi di antara dua konduktor, cairan tersebut dinamakan
dielektrik (dielectric). Rangkaian listrik yang membuat peristiwa tersebut
terjadi digunakan sebagai nama proses ini. Pada saat ini telah banyak unit EDM
yang digunakan lebih maju daripada milik Lazarenko. Pada saat ini ada dua macam
mesin EDM yaitu: EDM konvensional (Biasanya disebut Sinker EDM atau Ram EDM)
dan Wire EDM.
(http://me.polinpdg.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=48:electrical-discharge-machining&catid=50:pemesinan)
4.2 Cara Kerja EDM
Mengetahui
tentang apa yang terjadi di antara elektrode dan benda kerja dapat sangat
membantu operator EDM dalam banyak hal. Pengetahuan dasar teori EDM dapat
membantu dalam memecahkan masalah yang timbul (troubleshooting), misalnya dalam
hal pemilihan kombinasi benda kerja/elektrode dan pemahaman mengapa pengerjaan
yang bagus untuk satu benda kerja tidak selalu berhasil untuk yang berikutnya. Deskripsi
berikut ini menjelaskan tentang kombinasi apa yang telah diketahui dan apa yang
telah ada dalam teori tentang proses EDM.
Gambar 4.1 Electrical
Discharge Machining (EDM)
Pada
saat ini beberapa teori tentang bagaimana EDM bekerja telah mengalami kemajuan
selama beberapa tahun, sebagian besar mendukung model thermoelectric. Sembilan
ilustrasi berikut menunjukkan tahap demi tahap apa yang telah diyakini terjadi
selama satu siklus EDM. Gambar di sebelahnya menunjukkan harga relatif dari
tegangan dan arus pada titik yang diambil.
Gambar
4.1 pada
proses awal EDM, elektrode yang berisi tegangan listrik didekatkan ke benda
kerja (elektrode positif mendekati benda kerja/turun). Di antara dua elektrode
ada minyak isolasi (tidak menghantarkan arus listrik), yang pada EDM dinamai
cairan dielectric. Walaupun cairan dielektrik adalah sebuah isolator yang
bagus, beda potensial listrik yang cukup besar menyebabkan cairan membentuk
partikel yang bermuatan, yang menyebabkan tegangan listrik melewatinya dari
elektrode ke benda kerja. Dengan adanya graphite dan partikel logam yang
tercampur ke cairan dapat membantu transfer tegangan listrik dalam dua cara:
partikel-partikel (konduktor) membantu dalam ionisasi minyak dielektrik dan
membawa tegangan listrik secara langsung, serta partikel-partikel dapat
mempercepat pembentukan tegangan listrik dari cairan. Daerah yang memiliki
tegangan listrik paling kuat adalah pada titik di mana jarak antara elektrode
dan benda kerja paling dekat, seperti pada titik tertinggi yang terlihat di
gambar. Grafik menunjukkan bahwa tegangan (beda potensial) meningkat, tetapi
arusnya nol.
4.3 Perkembangan Penggunaan EDM
EDM
telah berkembang bersama dengan Mesin Bubut, Mesin Frais, dan Mesin Gerinda
sebagai teknologi yang terdepan. EDM terkenal dalam hal kemampuannya untuk
membuat bentuk kompleks pada logam-logam yang sangat keras. Penggunaan yang
umum untuk Mesin EDM adalah dalam pemesinan dies, perkakas potong, dan cetakan
(molds) yang terbuat dari baja yang telah dikeraskan, tungsten carbide, high
speed steel, dan material yang lain yang tidak mungkin dikerjakan dengan cara
tradisional (penyayatan). Proses ini juga telah memecahkan banyak masalah pada
pembuatan bahan ”exotic”, seperti Hastelloy, Nitralloy, Waspaloy and Nimonic,
yang digunakan secara luas pada industri-industri pesawat ruang angkasa.
Dengan
telah ditemukannya teknologi yang maju tentang keausan elektrode, ketelitian
dan kecepatan, EDM telah mengganti proses pemotongan logam yang lama pada
beberapa aplikasi. Faktor lain yang menyebabkan berkembangnya penggunaan EDM
adalah kemampuannya mengerjakan bentuk tipis, khususnya dalam pengerjaan
ketinggian dan ketirusan. EDM yang menggunakan kawat (Wire EDM) dapat membelah
dengan ketinggian 16 inchi (sekitar 400 mm), dengan kelurusan ± 0,0005 inchi (±
0,0125 mm) tiap sisi.
Pada
waktu yang lalu, EDM digunakan terutama untuk membuat bagian-bagian mesin yang
sulit dikerjakan dengan proses konvensional. Pertumbuhan penggunaan EDM pada
sepuluh tahun terakhir menempatkan proses pembuatan komponen dirancang
menggunakan EDM terlebih dahulu, sehingga EDM bukanlah pilihan terakhir, tetapi
pilihan yang pertama.
Proses
EDM telah berubah. Perusahaan-perusahaan yang menggunaan EDM juga sudah
berubah. Perubahan yang sangat berarti adalah:
a. Lebih
cepat.
b. Lebih
otomatis. Mesin lebih mudah diprogram dan dirawat.
c. Lebih
akurat ukurannya.
d. Dapat
menggunakan kawat dengan diameter yang lebih kecil pada mesin Wire EDM.
e. Menurunkan
biaya operasional. Harga mesin menjadi lebih murah.
f. Dapat
menghasilkan permukaan yang lebih halus.
g. Dapat
menyayat karbida tanpa ada cacat ketika menggunakan Wire EDM dan Ram EDM.
h. Gerakan
kawat EDM dan putaran benda kerja dapat dilakukan secara simultan.
i.
Ram EDM tidak memerlukan pembersih benda
kerja lain.
j.
EDM lebih efektif pada kondisi pembersihan
benda kerja dengan tingkat kesulitan tinggi.
k. EDM
lebih mudah digunakan. Waktu untuk pelatihan dan pemrograman lebih singkat.
4.4
Penggunaan
EDM
Penjelasan
berikut merupakan ringkasan dari karakteristik yang mengharuskan penggunaan
EDM. Disarankan menggunakan EDM jika bentuk benda kerja sebagai berikut.
a. Dinding
yang sangat tipis.
b. Lubang
dengan diameter sangat kecil.
c. Rasio
ketinggian dan diameter sangat besar.
d. Benda
kerja sangat kecil.
e.
Sulit dicekam.
Disarankan
menggunakan EDM jika material benda kerja:
a. Keras.
b. Liat.
c. Meninggalkan
sisa penyayatan.
d.
Harus mendapat perlakuan panas.
Disarankan
menggunakan EDM untuk mengganti proses meliputi:
a. Pengaturan/setup
berulang, bermacam-macam pengerjaan, bermacam-macam proses pencekaman benda.
b. Broaching.
c.
Stamping yang prosesnya cepat, (lihat
Gambar 4.2).
Gambar 4.2 Proses stamping dengan
menggunakan EDM
Disarankan
menggunakan EDM ketika beberapa alasan berikut.
a. Jam
kerja 24 jam dengan hanya satu shift operator.
b.
Memerlukan proses yang tidak
mementingkan perhatian khusus dari pekerja secara intensif.
EDM
tidak dipengaruhi oleh kekerasan bahan benda kerja, sehingga sangat bermanfaat
bila digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan kekerasan di atas 38 HRc.
Bahan tersebut meliputi baja yang telah dikeraskan, Stellite and Tungsten
Carbide. Karena proses EDM menguapkan material sebagai ganti penyayatan,
kekerasan dari benda kerja bukan merupakan faktor penting. Maka dari itu mesin
Wire EDM dan Ram EDM digunakan untuk membuat bentuk komplek dies dan perkakas
potong dari material yang amat keras.
Bagian
lain yang hanya bisa dikerjakan dengan EDM adalah kemampuannya membuat sudut
dalam (internal corners) yang runcing. Pemesinan konvensional tidak mungkin
mengerjakan kantong dengan pojok runcing, yang bisa dicapai adalah radius minimal
sekitar 1/32 inchi yang paralel dengan sumbu pahat. Jenis pengerjaan dan ukuran
minimal yang dapat dicapai oleh EDM dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Ukuran
Minimal Beberapa Jenis Pengerjaan Dengan EDM
Jenis Pengerjaan
|
Wire
EDM
|
Ram
EDM
|
1. Radius dalam
|
0,0007" (0,0175 mm)
|
0.001" (0,025 mm)
|
2. Radius luar
|
runcing
|
runcing
|
3. Diameter lubang
|
0,0016" (0,04 mm)
|
0.0006" (0,04 mm)
|
4. Lebar alur
|
0,0016" (0,04 mm)
|
0.0004" (0,01 mm)
|
Maka dari itu
EDM digunakan untuk mengerjakan klep (valves) pengukur bahan bakar, komponen
printer, cetakan, dan perbaikan cetakan.
4.5 Pemilihan Elektrode
Fungsi
elektrode adalah menghantarkan tegangan listrik dan mengerosi benda kerja
menjadi bentuk yang diinginkan. Bahan elektrode yang berbeda memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap proses pemesinan. Beberapa akan
menghilangkan benda kerja secara efisien tetapi keausannya tinggi, elektrode
yang lain memiliki keausan rendah tetapi kemampuan menghilangkan material benda
kerja sangat lambat. Ketika memilih bahan elektrode dan merencanakan cara
pembuatannya, faktor-faktor berikut harus diperhitungkan:
a. Harga
bahan elektrode.
b. Kemudahan
pembuatan/membentuk elektrode.
c. Jenis
dari hasil yang diinginkan (misalnya kehalusan).
d. Besaran
keausan elektrode.
e. Jumlah
elektrode yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah benda kerja.
f. Kecocokan
jenis elektrode dengan jenis pengerjaan.
g.
Jumlah lubang penyemprot (flushing
holes), jika diperlukan.
4.6 Jenis Bahan Elektrode
Bahan
elektrode dibagi menjadi dua macam, yaitu: logam dan graphite. Pada saat ini
ada lima macam
elektrode, yaitu: kuningan (brass), Tembaga (copper), Tungsten, Seng (zinc),
dan Graphite. Selain itu, beberapa elektrode dikombinasikan dengan logam yang
lain agar dapat digunakan secara efisien, yaitu:
a. Kuningan
dan seng.
b. Tembaga
dan tellurium.
c. tembaga,
tungsten dan perak.
d.
graphite dan tembaga.
Pada
awalnya, kuningan digunakan sebagai elektrode walaupun keausannya tinggi.
Akhirnya, pengguna EDM menggunakan tembaga dan paduannya untuk meningkatkan
rasio keausan. Masalah yang muncul dengan tembaga adalah karena titik cairnya
sekitar 1.085° C, padahal temperatur percikan api pada celah elektrode dan
benda kerja mencapai 3.800° C. Titik lebur tembaga yang rendah menyebabkan
keausan yang terlalu tinggi dibandingkan dengan bagian benda kerja yang bisa
dihilangkan.
Penelitian
menunjukan bahwa elektrode graphite memiliki laju yang lebih besar dalam
menghilangkan bagian benda kerja dibandingkan dengan keausannya sendiri.
Graphite tidak mencair di celah elektrode, pada sekitar temperatur 3.350° C
berubah dari bentuk padat menjadi gas. Karena graphite lebih tahan panas di
celah elektrode dibandingkan dengan tembaga, untuk sebagian besar pengerjaan
EDM lebih efisien menggunakannya. Tungsten memiliki titik lebur setara dengan
graphite, akan tetapi tungsten sangat sulit dibentuk/dikerjakan dengan mesin.
Tungsten
digunakan sebagai pengerjaan biasanya berbentuk tabung atau ruji untuk
lubang-lubang dan lubang kecil proses gurdi.
Elektrode
logam biasanya yang terbaik untuk pengerjaan EDM bagi material yang memiliki
titik lebur rendah seperti: aluminum, copper dan brass. Untuk pengerjaan baja
dan paduannya, elektrode graphite lebih disarankan. Prinsip umum dalam
pemilihan elektrode adalah: elektrode logam untuk benda kerja atau paduan yang
memiliki titik lebur rendah, dan elektrode graphite untuk yang memiliki titik
lebur tinggi. Hal tersebut dengan pengecualian untuk pengerjaan tungsten,
cobalt, and molybdenum. Elektrode logam seperti tembaga sangat direkomendasi
karena frekuensi yang lebih tinggi diperlukan untuk mengerjakan benda kerja
tersebut.
Tembaga
sebagai elektrode memiliki keuntungan lebih dibandingkan graphite, karena
bentuk keausan ketika digunakan (discharge-dressing) lebih baik. Elektrode ini
setelah digunakan mengerjakan satu benda kerja, sesudahnya dapat digunakan lagi
untuk proses pengerjaan finishing atau digunakan untuk mengerjakan benda kerja
yang lain.
4.7 Pembuatan Elektrode
Terdapat beberapa proses pembuatan electrode.
Berikut merupakan macam-macam proses pembuatan elektrode:
a. Proses
galvano
Kadang-kadang
elektrode berbentuk pejal yang besar terlalu berat bagi motor servo, dan proses
pembuatannya terlalu mahal. Pada kasus ini proses Galvano dapat digunakan untuk
membuat cetakan. Cetakan tersebut dilapisi dengan tembaga dengan ketebalan
sampai 5 mm. Tabung tembaga yang telah terbentuk di dalamnya diisi dengan epoxy
dan kawat tembaga dihubungkan dengan elektrode. Elektrode yang telah dibuat
kemudian dipasang di mesin EDM.
b. Pembuatan
elektrode pada umumnya
Ketika
elektrode campuran selalu digunakan, campuran 70/30 tungsten dan tembaga dalam
bentuk serbuk dibuat dengan cetakan bertekanan, kemudian disinter di dapur
pemanas. Proses ini dapat menghasilkan elektrode dengan ukuran yang teliti.
c. Pembuatan
elektrode graphite
Di
Amerika, sekitar 85 persen elektrode yang digunakan adalah graphite. Graphite
dikerjakan dengan mesin dan digerinda lebih mudah daripada elektrode logam.
Masalah yang timbul pada waktu mengerjakan graphite adalah kotoran yang
dihasilkan. Bahan ini tidak menghasilkan geram, tetapi menghasilkan debu hitam,
apabila debu ini tidak dibersihkan akan mengotori seluruh ruangan bengkel.
Elektrode graphite adalah bahan sintetis dan bersifat abrasif. Sehingga apabila
mengerjakannya di mesin disarankan menggunakan pahat karbida. Ketika menggerinda
elektrode ini, harus menggunakan penyedot debu (vacuum system). Hal yang sama
diterapkan juga ketika dikerjakan di Mesin Frais. Mesin Frais yang digunakan
harus tertutup rapat.
Graphite adalah bahan
yang berpori, sehingga cairan dapat masuk ke dalamnya yang menyebabkan menjadi
tidak murni. Untuk memurnikannya dilakukan dengan cara memanaskan elektrode
tersebut ke dalam dapur pemanas selama satu jam pada temperatur 250 F (121°C).
Dapat juga elektrode tersebut dikeringkan pada udara panas. Elektrode tidak boleh
dikeringkan menggunakan pemanas microwave. Apabila elektrode yang berpori
digunakan, seharusnya dalam keadaan yang tidak lembab (basah). Kelembaban yang
terjebak di dalam elektrode akan menimbulkan uap ketika proses pengerjaan EDM
dan merusak elektrode.
d. Elektrode
untuk wire EDM
Beberapa
pihak yakin bahwa elektrode logam efisien digunakan untuk Wire EDM. Akan tetapi
pada akhir-akhir ini kecepatan potong Wire EDM telah bertambah tinggi, sehingga
lebih ekonomis bila menggunakan elektrode graphite. Graphite angstrofine yang
berstruktur padat dapat melakukan pemotongan dua kali lebih cepat daripada
jenis graphite yang lain. Kawat yang dilapisi seng juga dapat meningkatkan
kecepatan proses EDM dari elektrode ini. Beberapa riset menunjukkan bahwa
menggunakan kawat yang dilapisi seng dapat meningkatkan kecepatan potong sampai
50 persen.
e. Kelebihan
pemotongan (overcut)
Lubang
hasil proses EDM dimensinya selalu lebih besar daripada elektrodenya. Celah
perbedaan antara elektrode dan benda kerja dinamakan ”overcut” atau ”overburn”.
Besarnya overcut tergantung dari banyak faktor yaitu besar arus, waktu ion,
jenis elektrode, dan bahan benda kerja.
Faktor
utama yang mempengaruhi overcut adalah besarnya arus listrik pada celah.
Overcut selalu diukur pada tiap sisi. Besarnya bervariasi antara 0,020 mm
sampai 0,63 mm. Overcut yang tinggi dihasilkan oleh penggunaan amper/arus yang
tinggi. Hampir semua pembuat EDM menyertakan sebuah grafik yang menunjukkan
besarnya overcut yang dapat diprediksi oleh operator sehubungan dengan pengaturan
arus listrik. Selama pengerjaan pengasaran (roughing) arus yang besar
digunakan, menyebabkan overcut yang lebih besar. Pengerjaan penghalusan
(finishing), menggunakan arus yang lebih kecil, sehingga menghasilkan overcut
yang lebih kecil. Dengan pengaturan arus dan material yang sama, overcut yang
terjadi tetap. Dengan demikian, toleransi 0,0025 mm dapat dicapai dengan Ram
EDM. Akan tetapi, bila toleransi tersebut harus tercapai, biaya yang diperlukan
meningkat, karena waktu yang diperlukan menjadi lebih lama.
f. Pengerjaan
Penghalusan (finishing)
Pemahaman
tentang prinsip overcut adalah sangat penting dalam memahami kehalusan
permukaan hasil proses EDM. Ketika arus (current) tinggi digunakan menghasilkan
percikan (sparks) yang besar, sehingga kawah (crater) pada benda kerja besar.
Proses ini digunakan untuk proses awal (roughing).
Ketika
arus yang digunakan relatif kecil, percikan api (sparks) yang dihasilkan kecil,
sehingga kawah pada benda kerja kecil, sehingga permukaan yang dihasilkan
halus. Menggunakan arus yang kecil pada proses finishing akan memperlama proses
pemesinan, tetapi menghasilkan permukaan yang halus.
Pada
waktu menggunakan arus yang sangat kecil (dengan waktu yang pendek dan arus
rendah) ke pemukaan benda kerja, mesin EDM dapat menghasilkan permukaan benda
kerja seperti cermin. Mesin yang memiliki kemampuan mengorbitkan elektrode
dapat membantu membuat produk yang sangat halus
permukaannya
dengan memutar elektrode. Beberapa mesin yang dapat memutar elektrode (dengan
jalur orbit) dapat diprogram, sehingga arus akan menurun secara bertahap sampai
memproduksi permukaan seperti cermin tercapai.
Benda
kerja yang dihasilkan pada proses EDM adalah gambaran/cerminan dari elektrode
yang digunakan. Apabila elektrodenya tidak bagus misalnya ada cacat di
permukaannya, maka benda kerja yang dihasilkan juga akan ada cacatnya.
Elektrode yang kasar permukaannya akan menghasilkan permukaan benda kerja yang
kasar pula. Semakin halus struktur butiran bahan elektrode, akan menghasilkan
permukaan benda kerja yang lebih halus.
g. Penyelesaian
setara cermin (mirror finishing)
Pengontrolan
cairan dielektrik dapat memperbaiki kehalusan permukaan hasil proses EDM secara
nyata. Beberapa mesin EDM menggunakan cairan dielektrik khusus untuk proses
finishing sehingga menghasilkan permukaan seperti cermin dengan kehalusan
permukaan kurang dari Rmax l7 µm. Beberapa mesin memiliki dua tangki cairan
dielektrik, satu untuk proses pengasaran (roughing) dan semi finishing dan yang
satu untuk proses finishing sampai permukaan benda kerja seperti cermin
hasilnya.
Beberapa
perusahaan pembuat EDM telah menemukan bahwa menambah bubuk silicon, graphite,
atau aluminum pada cairan dielektrik, dapat menghasilkan kehalusan permukaan
yang sempurna.
h. Keterbatasan
proses EDM
Penggunaan
mesin EDM dibatasi oleh ukuran tangki kerja penampung cairan dielektrik. Mesin
EDM standar populer yang digunakan sekarang memiliki keterbatasan:
i.
Untuk Wire EDM, ukuran maksimum benda
kerja sekitar 59 inchi (1.500 mm) pada sumbu Y, 24 inchi (600 mm) pada
sumbu Z dan tidak terbatas pada sumbu X.
ii.
Untuk Ram EDM, ukuran benda kerja
maksimum sekitar 59 inchi (1.500 mm) pada sumbu Y, 17 inchi (520 mm) pada sumbu
Z, dan 98 inchi (2500 mm) pada sumbu X.
iii.
Pembuatan bentuk sudut/tirus pada Wire
EDM adalah hal yang perlu dipertimbangkan. Sudut tirus maksimum adalah ± 450,
walaupun beberapa bengkel telah berhasil mencapai ± 500. Perbandingan sudut dan
tinggi maksimum adalah 300 pada ketinggian 16 inchi (400 mm).
iv.
Hambatan listrik maksimum untuk benda
kerja dan pencekam sekitar 0,5-5,0 ohm/cm untuk Mesin Wire dan Ram EDM.
v.
Keakuratan sekitar 0,00002 inchi (0,0005
mm) untuk mesin Wire EDM.
vi.
Keakuratan ± 0,0001 inchi (0,0025 mm)
untuk mesin Ram EDM.
vii.
Kehalusan permukaan sekitar VDI 0 (4
microinchi) untuk Wire EDM.
viii.
Kehalusan permukaan VDI 5 (2 microinchi)
untuk Ram EDM.
ix.
Keutuhan permukaan (surface integrity)
adalah 1/20 juta untuk setiap inchi ketebalan recast layer untuk Wire dan Ram
EDM.
x.
Panjang retakan mikro adalah 1/20 juta
untuk Wire dan Ram EDM. Hasil ini sama atau lebih baik dari pada permukaan
hasil proses gerinda.
4.8 Cara Kerja EDM
Pada
Proses awal EDM, elektrode yang berisi tegangan listrik didekatkan ke benda
kerja (elektrode positif mendekati benda kerja/turun). Di antara dua elektrode
ada minyak isolasi (tidak menghantarkan arus listrik), yang pada EDM dinamai
cairan dielectric. Walaupun cairan dielektrik adalah sebuah isolator yang
bagus, beda potensial listrik yang cukup besar menyebabkan cairan membentuk
partikel yang bermuatan, yang menyebabkan tegangan listrik melewatinya dari
elektrode ke benda kerja. Dengan adanya graphite dan partikel logam yang
tercampur ke cairan dapat membantu transfer tegangan listrik dalam dua cara:
partikel-partikel (konduktor) membantu dalam ionisasi minyak dielektrik dan
membawa tegangan listrik secara langsung, serta partikel-partikel dapat
mempercepat pembentukan tegangan listrik dari cairan. Daerah yang memiliki
tegangan listrik paling kuat adalah pada titik di mana jarak antara elektrode
dan benda kerja paling dekat, seperti pada titik tertinggi yang terlihat di
gambar. Grafik menunjukkan bahwa tegangan (beda potensial) meningkat, tetapi
arusnya nol.
Ketika
jumlah partikel bermuatan meningkat, sifat isolator dari cairan dielektrik
menurun sepanjang tengah jalur sempit pada bagian terkuat di daerah tersebut.
Tegangan meningkat hingga titik tertinggi tetapi arus masih nol. Arus mulai
muncul ketika cairan berkurang sifat isolatornya menjadi yang paling kecil.
Beda tegangan mulai menurun. Panas muncul secara cepat ketika arus listrik
meningkat dan tegangan terus menurun drastis. Panas menguapkan sebagian cairan,
benda kerja, dan elektrode, serta jalur discharge mulai terbentuk antara
elektrode dan benda kerja. Gelembung uap melebar ke samping, tetapi gerakan
melebarnya dibatasi oleh kotoran-kotoran ion di sepanjang jalur discharge.
Ion-ion tersebut dilawan oleh daerah magnet listrik yang telah timbul. Arus
terus meningkat dan tegangan menurun.
Sebelum
berakhir, arus dan tegangan menjadi stabil, panas dan tekanan di dalam
gelembung uap telah mencapai ukuran maksimal, dan sebagian logam telah
dihilangkan. Lapisan dari logam di bawah kolom discharge pada kondisi mencair,
tetapi masih berada di tempatnya karena tekanan dari gelembung uap. Jalur
discharge sekarang berisi plasma dengan suhu sangat tinggi, sehingga terbentuk
uap logam, minyak dielektrik, dan karbon pada saat arus lewat dengan intensif
melaluinya. Pada akhirnya, arus dan tegangan turun menjadi nol. Temperatur
turun dengan cepat, tabrakan gelembung dan menyebabkan logam yang telah
dicairkan lepas dari benda kerja. Cairan dielektrik baru masuk di antara
elektrode dan benda kerja, menyingkirkan kotoran-kotoran dan mendinginkan
dengan cepat permukaan benda kerja. Logam cair yang tidak terlepas membeku dan
membentuk lapisan baru hasil pembekuan (recast layer). Logam yang terlepas
membeku dalam bentuk bola-bola kecil menyebar di cairan dielektrik bersama-sama
dengan karbon dari elektrode. Uap yang masih ada naik menuju ke permukaan.
Tanpa waktu putus yang cukup, kotoran-kotoran yang terbentuk akan terkumpul
membentuk percikan api yang tidak stabil. Situasi tersebut dapat membentuk DC
arc, yang mana dapat merusak elektrode dan benda kerja. Penjelasan di atas
hanyalah satu siklus yang muncul pada satu waktu tertentu. Apabila siklus
tersebut dipahami maka akan dapat dikendalikan jangka waktu dan intensitas dari
pulsa ON/OFF yang membuat EDM bekerja dengan baik.
4.9 Aplikasi EDM
Proses
EDM ini paling banyak digunakan oleh alat pembuatan cetakan dan industri,
tetapi menjadi metode umum untuk pembuatan dan produksi prototipe bagian atau
spare part terutama di kedirgantaraan, mobil dan industri elektronik di mana
jumlah produksi relatif rendah. Dalam EDM setempel, sebuah grafit, tungsten atau murni tembaga tembaga elektroda mesin yang diinginkan
(negatif) bentuk dan dimasukkan ke dalam benda kerja di ujung ram
vertikal.Membuat koin matiUntuk penciptaan koin misalnya untuk memproduksi
perhiasan dan lencana oleh uang logam (stamping) proses, master positif dapat
dibuat dari perak murni, karena (dengan mesin yang sesuai pengaturan) master
tidak secara signifikan terkikis dan hanya digunakan sekali. Mati negatif yang
dihasilkan kemudian dikeraskan dan digunakan dalam sebuah drop palu untuk memproduksi dicap flat dari
guntingan kertas kosong dari perunggu, perak, atau emas bukti paduan rendah.
Untuk lencana flat ini dapat dibentuk lebih lanjut ke permukaan melengkung mati
lain. Jenis ini biasanya dilakukan EDM terendam dalam minyak berbasis
dielektrik. Objek yang sudah selesai dapat lebih disempurnakan oleh keras
(gelas) atau lunak (cat) enameling dan / atau electroplated dengan emas murni
atau nikel. Bahan lembut seperti tangan perak dapat diukir sebagai
perbaikan.lencana benda mati di bawah, di sebelah kiri jet minyak (minyak telah
dikeringkan). Awal stamping datar akan “dapped” untuk memberikan permukaan
melengkung. Lubang pengeboran kecilEDM untuk pengeboran lubang kecil yang
digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja di benang yang akan digunakan
untuk kawat di EDM Wire-potong mesin. Pengeboran lubang kecil kepala sudah terpasang
pada mesin potong kawat dan memungkinkan piring mengeras besar sudah selesai
mengikis bagian dari mereka yang diperlukan dan tanpa pra-pengeboran. Ada juga yang berdiri
sendiri pengeboran lubang kecil dengan mesin EDM x – y sumbu juga dikenal
sebagai seorang super lubang bor atau mesin dapat Popper yang buta atau melalui
lubang. EDM Drills membuat lubang dengan panjang tabung kuningan atau tembaga
elektrode yang berputar pada chuck dengan aliran konstan suling atau air deionized yang mengalir melalui
elektroda sebagai agen pembilasan dan dielektrik. Tabung elektroda beroperasi
seperti kawat-kawat di potong mesin EDM, memiliki celah elektroda dan
mengenakan tarif. Beberapa lubang kecil pengeboran EDMs mampu bor melalui 100
mm yang lembut atau melalui baja dikeraskan dalam waktu kurang dari 10 detik,
rata-rata 50% sampai 80% memakai angka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar