Cari Blog Ini

Kamis, 22 Maret 2012

RAGAM MESIN


BAB VI
RAGAM MESIN


6.1              Mesin Potong Besi dan Kayu
Mesin potong besi dan kayu merupakan alat potong yang biasanya untuk memotong bahan-bahan yang terbuat dari logam atau kayu. Mesin ini memiliki satu deretan mata potong pada kelilingnya yang masing-masing berlaku sebagai pemotong tersendiri pada daur putaran.
6.1.1        Prinsip Kerja Mesin Potong Besi dan Kayu
Mempergunakan mesin potong besi dan kayu tentunya berdasarkan prinsip kerjanya. Berikut ini merupakan prinsip kerja mesin potong besi dan kayu:
1.      Benda kerja diam dan mesin bergerak vertikal maupun horizontal, dimana nantinya pisau pahat akan memotong benda tersebut
2.      Bahan yang akan dipotong akan terpotong dengan mata pisau mesin dengan melepaskan logam dalam bentuk serpihan kecil dan sudut potong mata pisau harus tajam sehingga dihasilkan potongan yang baik.
6.1.2        Tiga Jenis Desain Umum Pemotong
Jenis desain umum pemotong terdapat bermacam-macam. Tiga jenis desain yang umum digunakan pada mesin potong dengan alat yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan tiga jenis desain umum pemotong:
1.      Pemotong arbor merupakan pemotong yang mempunyai lubang dipusatkan untuk pemasangan arbor.
2.      Pemotong tangkai merupakan pemotong yang mempunyai tangkai lurus atau tirus yang menjadi satu badan dengan pemotong.
3.      Pemotong muka merupakan pemotong yang dibuat atau dipegang pada ujung arbor pendek dan biasanya dipakai untuk permukaan rata.

6.2       Mesin Jigsaw
Mesin Jigsaw atau gergaji mesin adalah alat yang menggunakan logam pemotong yang keras atau kawat dengan tepi kasar untuk memotong bahan yang lebih lunak. Tepi logam pemotong terlihat bergerigi atau kasar. Gergaji mesin ini dapat digunakan dengan didukung listrik.
JigSaw seringkali disebut gergaji ukir, karena memang jigsaw adalah sebuah alat yang dapat digunakan untuk memotong atau menggergaji (kebanyakan kayu) dengan bentuk apa saja mulai dari bentuk kurva yang melengkung-lengkung hingga yang lurus-lurus. Jadi kelebihan jigsaw adalah dapat memotong dengan pola yang tidak lurus karena gergaji lain rata-rata hanya bisa memotong lurus-lurus saja. Prinsip kerjanya gergaji jigsaw bergerak naik turun saat memotong.

6.2.1        Bagian-Bagian Mesin Jigsaw
Mesin jigsaw terdiri dari beberapa bagian yang menyusunnya. Berikut ini merupakan bagian dari mesin jigsaw:
1.      Tuas apit moncong untuk mengatur penjepit benda kerja
2.      Moncong yang dapat digeser geserkan
3.      Benda kerja yaitu logam besi
4.      Daun gergaji unuk memotong benda kerja
5.      Bingkai gergaji yaitu penahan daun gergaji
6.      Hantaran bingkai gergaji
7.      Pipa alat pendingin
8.      Perkakas angkat
9.      Tumpuan
10.  Penampang tumpuan
11.  Motor penggerak bagin ini adalah yang paling penting dikarenakan merupakan penggerak utama pada gergaji mesin

6.2.2    Prinsip Kerja Mesin Jigsaw
Dalam mempergunakan mesin jigsaw tentunya berdasarkan prinsip kerja mesin jigsaw. Adapun prinsip kerja mesin jigsaw adalah sebagai berikut:
1.      Mesin yang mempunyai selang gurdi, sekrup sayap dan sebagainya, mesin tidak dibatasi oleh operasi penggurdian.
2.      Mesin dihidupkan dengan menekan saklar sumber daya listrik, mata gergaji naik turun dan bantalan benda kerja diarahkan ke benda kerja yang akan dipotong sesuai ukuran yang diinginkan dan menghasilkan serbuk kayu.

6.2.3        Cara Pengoperasian Mesin Jigsaw
Terdapat beberapa tahap dalam pengoperasian mesin jigsaw. Berikut merupakan cara mengoperasikan mesin jigsaw:
1.      Meletakkan benda kerja berupa papan, triplek, besi kotak dan sebaginya pada penopang kayu  atau besi yang kokoh dan rata.
2.      Membuka dua plastik pelindung.
3.      Memasang mata pisau sesuai dengan benda kerja yang akan dipotong menggunakan kunci L dan mengencangkan (arah mata pisau ke depan). Memasang plastik pelindung pisau.
4.      Mengatur tingkat akurasi pemotongan dengan Guide Rule (jika pemotongan lurus).
5.      Mengatur kecepatan sesuai dengan ketebalan benda kerja .
6.      Memasang kabel penghubung ke stop kontak dan memastikan kabel dalam kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak ketarik.
7.      Menghidupkan mesin dengan menekan dan menahan tombol trigger, jika pemotongan berlangsung lama bisa memindahkan ke arah belakang tombol Lock Lever.
8.      Mengarahkan mesin ke depan secara perlahan-lahan sampai benda kerja terpotong dengan sempurna.
9.      Mematikan mesin dengan mengarahkan ke depan tombol Lock Lever dan melepaskan tombol.


6.3               Mesin Gerinda
Mesin gerinda merupakan alat penghalus atau perata permukaan dengan cara menggosok, mengauskan dengan gesekan atau mengasah. Gerinda dirancang untuk menyelesaikan part dengan permukaan silinder, datar atau penyelesaian permukaan dalam, jenis permukaan yang akan dikerjaan sangat menentukan jenis dari mesin gerinda yang akan digunakan.

6.3.1     Macam-Macam Batu Gerinda
Fungsi dari batu gerinda tersebut juga berbeda-beda dalam pemakaiannya, berikut fungsi dari beberapa jenis batu gerinda:
1.      Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap, countersink, mata bor, dan sebagainya.
2.      Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut, dan sebagainya.
3.      Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.
4.      Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.
5.      Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu jenis produk.
   
6.3.2    Keuntungan Menggerinda
Terdapat beberapa keuntungan pada saat menggerinda. Adapun keuntungan menggerinda adalah sebagai berikut:
1.      Merupakan metode yang umum dari pemotongan bahan seperti baja yang dikeraskan. Suku cadang yang memerlukan permukaan keras pertama kali dimesin untuk memberi bentuk selama logam dalam keadaan dilunakkan, hanya sejumlah kecil dari kelebihan bahan yang diperlukan untuk operasi menggerinda. Pengasahan pahat tangan pemotong merupakan kegunaan yang penting dalam proses ini.
2.      Disebabkan banyaknya mata potong kecil pada roda maka menimbulkan penyelesaian yang sangat halus dan memuaskan pada permukaan singgung dan permukaan bantalan. Kekasaran permukaan yang umum dicapai adalah 0,4 sampai 2200 µm.
3.      penggerindaan dapat menyelesaikan pekerjaan sampai ukuran teliti dalam waktu singkat. Karena hanya sejumlah kecil bahan yang dilepas, maka mesin gerinda memerlukan pengaturan roda yang halus. Dimungkinkan untuk mempertahankan pekerjaan sampai kurang lebih 0,005 mm dengan mudah.
4.      Tekanan pelepasan logam dalam proses ini kecil, sehingga memperbolehkan untuk menggerinda benda kerja yang mudah pecah dan benda kerja yang cenderung untuk melenting menjauhi perkakas. Sifat ini memungkinkan untuk menggunakan pencekam megnetis untuk memegang benda kerja dalam banyak operasi penggerindaan.

6.3.3    Pengelompokkan Mesin Gerinda
Pengelompokkan dari mesin gerinda menurut jenis permukaan yang dihasilkan atau pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.      Gerinda silinder
a.       Beda kerja diantara kedua pusatnya
b.      Tanpa pusat
c.       Tempat perkakas
d.      Poros engkol dan penggunaan khusus yang lain
2.      Gerinda sebelah dalam
a.       Benda kerja berputar dalam pencekam
b.      Benda kerja berputar dan ditahan oleh rol
c.       Benda kerja stationer
3.      Gerinda permukaan
a.       Jenis serut (meja ulak-alik)
                           i.            Spindel horizontal
                         ii.            Spindel vertikal
b.      Meja putar
                           i.            Spindel horizontal
                         ii.            Spindel vertikal
4.   Universal
a.   Benda kerja silindris
b.   Benda kerja bentuk ulir
c.   Benda kerja bentuk roda gigi
d.   Berosilasi
5.  Gerinda perkakas
6.  Mesin gerinda spesial
a.   Rangka ayun-menyobek
b.   Memotong putus-menggergaji
c.   Mampu jinjing-menggerinda dengan tangan
d.   Poros fleksibel-serba guna
e.   Memrofil-membentuk keliling
7.  Penyiapan permukaan
8.  Gerinda amplas
a.   Sabuk-tunggal
b.   Piringan
c.   Butiran lepas
d.   Roda penahan
e.   Pengergajian kawat
9. Media besar-besaran
a.   Penggulingan tong
b.   Getaran

6.3.4    Prinsip Kerja Mesin Gerinda
Dalam mempergunakan mesin gerinda tentunya berdasarkan prinsip  mengerjakan mesin gerinda. Prinsip mesin gerinda tersebut adalah benda kerja harus digeser hampir keseluruh lebar dari roda selama tiap putaran dalam penyelesaian pergeseran.

6.4               Mesin Serut
Mesin Serut merupakan mesin dengan pahat pemotong ulak-alik, yang mengambil potongan berupa garis lurus dengan menggerakkan benda kerja menyilang jejak dari pahat sehingga menimbulkan permukaan yang rata, bagaimanapun juga bentuk pahatnya. Kesempurnaan hasil tidak tergantung pada ketelitiannya.
Mesin serut adalah mesin perkakas yang dirancang untuk melepaskan logam dengan menggerakkan meja kerja dalam garis lurus terhadap pahat mata tunggal. Benda yang dipotong, yang terutama permukaannya datar, dapat horizontal, vertikal atau bersudut. Selain untuk memesin benda kerja besar, mesin serut sering digunakan untuk memesin suku cadang kecil jamak yang dipegang satu baris pada platen. Mesin serut tidak lagi penting untuk pekerjaan produksi, karena permukaan datar pada umumnya sekarang dimesin dengan pemesinan fris, peluas lubang (broaching) atau pengampas. Mirip dengan pekerjaan yang dilakukan pada sebuah mesin ketam, mesin serut adalah sesuia untuk benda kerja yang jauh lebih besar.  (Amstead,dkk, 1995).
 
6.4.1        Prinsip Kerja Mesin Serut
Mempergunakan mesin serut harus dengan prinsip kerjanya. Adapun prinsip pengerjaan mesin serut adalah sebagai berikut:
1.      Roda gigi dengan berputar cepat termasuk rotor dan 2 mata pahat dari motor penggerak dengan gaya inersi beberapa kali dengan jalur lintasan.
2.      Pada mesin serut benda kerja digerakkan terhadap pahat yang stasioner dengan penggerak pada meja mesin serut adalah roda gigi atau secara hidrolis. Meja kerja pada mesin serut dikonstruksi dengan celah T pada permukaan untuk memberi pegangan dan pengapitan dari suku cadang yang harus dimesin. Benda kerja pada mesin serut umumnya dipegang dengan mengapit langsung kepada platan.

6.4.2    Cara Pengoperasian Mesin Serut
Mesin serut berguna untuk menyerut kayu dan benda sejenis lainnya. Cara pengoperasian mesin serut pun sedikit berbeda dari mesin lainnya. Berikut merupakan cara pengoperasian mesin serut (Amstead,dkk, 1995).:
1.      Meletakkan benda kerja berupa papan, triplek, besi kotak dsb pada penopang kayu  atau besi yang kokoh dan rata.
2.      Menggunakan cutting line untuk akurasi pemotongan
3.      Menyeting kedalaman mata pisau.
4.      Memasang kabel penghubung ke stop kontak dan memastikan kabel dalam kondisi normal, aman, tidak melilit dan tidak tertarik.
5.      Menghidupkan mesin dengan menekan dan menahan tombol trigger, jika pemotongan berlangsung lama bisa memindahkan kearah belakang tombol Lock Button.
6.      Mengarahkan mesin ke depan secara perlahan-lahan sampai benda kerja terpotong dengan sempurna.
7.      Mematikan mesin dengan mengarahkan ke depan tombol lock lever dan melepaskan tombol.

6.4.3    Jenis-Jenis Mesin Serut
Kegunaan mengetahui jenis-jenis mesin serut adalah agar dapat melihat perbedaan antara jenis mesin serut yang satu dengan yang lainnya. Berikut jenis-jenis mesin serut menurut konstruksinya (Amstead,dkk, 1995):
1.      Mesin Serut Rumahan Ganda
Mesin serut ini terdiri atas sebuah dasar yang berat dan panjang, dengan meja atau platen yang ulak-alik. Rumahan yang atas dekat pusat pada samping dari dasar mendukung rel silang tempat penghantaran pahat melintas benda kerja.
2.      Mesin Serut Sisi Terbuka
Mesin serut ini mempunyai rumahan pada satu sisi saja. Sisi yang terbuka memungkinkan pemesinan benda kerja yang lebar. Mesin serut pada umumnya mempunyai satu jalur datar dan satu jalur V-ganda yang memungkinkan untuk pemuaian tidak seimbang dari bangku dan platen. Tungkai mampu setel pada sisi bangku mengendalikan panjang langkah dari platen.
3.      Mesin Serut Jenis Lorong (Pit)
Mesin serut jenis lorong konstruksinya pejal dan berbeda dengan mesin serut biasa dalam hal bangkunya stasioner dan pahatnya digerakkan di atas benda kerja. Mesin serut ini dirancang untuk benda kerja sampai lebar 4 m dan panjang 11 m. Dua kepala jenis ram dipasangkan pada rel silang dan masing-masing dilengkapi dengan pemegang pahat peti lonceng ganda untuk penyerutan dua jalur. Kedua rumahan pembalikan yang menyangga rel silang meluncur pada jalur dan digerakkan oleh ulir dari penggerak roda cacing tertutup pada satu ujung landasan.
4.      Mesin serut plat atau tepi
Mesin serut jenis khusus ini dirancang untuk memesin tepi dari plat baja berat untuk bejana tekanan dan plat perisai. Mesin serut tepi pada umumnya tidak menggunakan pahat serut konvensional, melainkan menggunakan pemotong fris agar lebih cepat dan lebih teliti.


6.5               Mesin Bor Tangan   
Mesin bor adalah alat untuk memperbesar lubang yang telah digurdi atau diberi inti. Pada prinsipnya merupakan suatu operasi penepatan sebuah lubang yang telah digurdi sebelumnya dengan pahat jenis mesin bubut mata tunggal. Pengeboran merupakan proses permesinan presisi yang mencakup rigidity (kekerasan) dan accuracy produk dengan toleransi yang dirancang khusus. Lubang pada proses pengeboran dibentuk dan dikerjakan sampai akhir setelah digurdi. Mesin bor memiliki beberapa fungsi atau kegunaan diantaranya yaitu:
1.      Membuat lobang
2.      Membuat lobang bertingkat
3.      Membesarkan lobang
4.      Chamfer
Selain itu, jenis-jenis mesin bor juga dibedakan kedalam beberapa bagian. Jenis-jenis mesin bor menurut macamnya yaitu:
1.      Mesin bor meja
2.      Mesin bor lantai
3.      Mesin bor radial
4.      Mesin bor koordinat
5.      Mesin bor tangan
Sedangkan menurut kapasitasnya, mesin bor digolongkan atas:
1.      Diameter terbesar lobang yang dapat dikerjakan.
2.      Jarak gerak poros maksimum turun naik.
3.      Jarak poros maksimum dengan meja mesin.
4.      Jarak terjauh antara tiang dengan poros mesin.
(http://akmalindra.wordpress.com/2009/06/18/mesin-bor/)

6.5.1         Cara Kerja Mesin Pengebor
Prinsip kerja mesin bor menggunakan sistem pneumatik untuk proses pengeboran. Mesin bor ini terdiri atas dua langkah proses kerja yaitu dua silinder bersamaan menekan benda kerja dan silinder utama yang berada di dalam mesin mendorang meja untuk proses pengeboran. Dimana komponen-komponen sistem pneumatik pada mesin bor ini adalah silider utama, katup 5/2, regulator, one way flow control valve.
Mesin pengebor biasa disebut juga dengan mesin drilling. Mesin pengebor atau mesin drilling tersebut memiliki cara kerja sebagai berikut:
1.      Membuat alur atau bagian yang akan dipotong pada benda kerja.
2.      Meletakkan benda kerja pada meja kerja.
3.      Mengunci benda kerja dengan menggunakan ragum (penjepit).
4.      Memasang penggurdi pada spindel penggurdi.
5.      Mengarahkan mata penggurdi pada benda kerja yang akan dipotong.
6.      Menekan mesin penggurdi sehingga mata bor akan berputar dan menyebabkan benda kerja berlubang pada bagian yang diinginkan.

6.5.2                    Macam-Macam Mata Bor
Mata bor adalah alat yang paling ideal untuk membuat lubang yang rapih dan presisi. Bisa digunakan pada bahan kayu, plastik ataupun logam. Banyak jenis dan ukuran lubang yang bisa dibuat dengan menggunakan bor, akan tetapi dengan mempertimbangkan ukuran lubang dan jenis bahan kita perlu menggunakan mata bor yang tepat. Selain itupun jenis bahan pembuat mata bor juga menentukan kualitas hasil pelubangan. lebih keras logam pada mata bor akan lebih halus hasil pengeboran.
1.      Twist Bits
Jenis mata bor yang paling banyak digunakan dan cukup universal fungsinya. Bisa digunakan menggunakan mesin bor tangan atau mesin bor duduk baik secara horizontal maupun vertikal. Mata bor ini bisa untuk membuat lubang pada bahan kayu, plastik atau logam.
(http://www.tentangkayu.com/2008/03/berbagai-jenis-mata-bor-fungsinya.html)
Gambar 6.1 Twist Bits

2.      Masonry Bits
Dirancang untuk membuat lubang pada tembok, beton atau batu. Digunakan dengan mesin bor pada setelan martil (gerakan bir bergetar seperti ketukan martil) dan pada ujung mata bor terdapat logam keras sebagai pemotong.
(http://www.tentangkayu.com/2008/03/berbagai-jenis-mata-bor-fungsinya.html)
Gambar 6.2 Masonry Bits
3.      Spur Bits
Dikenal sebagai mata bor kayu dengan ujung mata bor runcing pada bagian tengahnya dan pisau pengiris pada bagian kelilingnya. Ujung runcing di tengah berfungsi untuk menjaga agar mata bor tetap lurus sehingga lubang yang dihasilkan presisi dan dengan diameter yang sama.
(http://www.tentangkayu.com/2008/03/berbagai-jenis-mata-bor-fungsinya.html)
Gambar 6.3 Spur Bits
4.      Countersink bits
Mata bor ini bersudut 90° pada ujungnya dan berfungsi untuk membuat lubang 45° terhadap permukaan kayu. Biasanya dipakai pada saat membuat lubang untuk kepala sekrup agar permukaan sama rata dengan kayu. Mata bor ini bisa berdiri sendiri dan ada juga yang terpasang langsung dengan mata bor utama untuk membuat lubang sekrup.
(http://www.tentangkayu.com/2008/03/berbagai-jenis-mata-bor-fungsinya.html)
Gambar 6.4 Countersink Bits
5.      Forster Bit
Forster Bit Yaitu mata bor yang berfungsi untuk membuat lubang engsel sendok. Paling baik apabila dioperasikan dengan mesin bor duduk yang lebih stabil. Karena apabila menggunakan mesin bor tangan akan sulit untuk mengendalikan kestabilan posisi mata bor dan lubang yang dihasilkan kurang berkualitas.
(http://www.tentangkayu.com/2008/03/berbagai-jenis-mata-bor-fungsinya.html)
Gambar 6.5 Forster Bit

6.      Hole Saw Bits
Lebih tepat mungkin disebut gergaji lubang karena bentuk mata bornya yang seperti gergaji dengan diameter yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
(http://www.tentangkayu.com/2008/03/berbagai-jenis-mata-bor-fungsinya.html)
Gambar 6.6 Hole Saw Bit

6.5.4        Prinsip Pengeboran
Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, maka mesin bor dapat berfungsi untuk membuat lobang silindris dan bertingkat, membesarkan lobang, memcemper lobang dan mengetap. Pekerjaan yang banyak menuntut ketelitian yang tinggi pada pengeboran adalah pada saat menempatkan mata bor pada posisi yang tepat di titik senter.

6.6               Mesin Kompressor
            Kompresor adalah suatu alat untuk melayani udara yang bertekanan,yaitu dengan cara mengisap udara luar dan dikompresikannya dalam suatu sistem atau tabung kompresor itu sendiri .Kompresor banyak kita jumpai ,misalnya mulai dari alat pengisi ban, pengecatan, pembersih udara, penyediaan udara untuk pembakaran ketel atau motor diesel, sirkulasi udara pada sistem pendinginan udara, dan alat-alat pneumatic, yaitu bor pneumatic, rem pneumatic, robot pneumatic, otomasi/otomatisasi pada mesin-mesin industri, dan semacamnya.

6.6.1    Macam-Macam Kompresor
            Terdapat beberapa macam jenis kompresor berdasarkan fungsi dan kegunaannya. Berikut merupakan macam-macam kompresor:
1.      Berdasarkan cara mengkrompesikan fluida (udara, gas, dan uap) terdiri atas:
a.       Kompresor positif: yang termasuk kompresor ini adalah kompresor-kompresor torak dan rotasi.
b.      Kompresor non positif: yaitu kompresor-kompresor sentrifugal.
2.      Berdasarkan bentuk dan kedudukannya, terdiri atas:
a.       Kompresor vertikal
b.      Kompresor horizontal
c.       Kompresor bersilinder banyak
d.      Kompresor bentuk V (dua silinder)
e.       Kompresor bentuk Y (tiga silinder)
f.       Kompresor bentuk X (empat silinder)
3.      Berdasarkan tekanan yang dihasilkannya, terdiri atas:
  1. Kompresor tekanan rendah
  2. Kompresor tekanan menengah
  3. Kompresor tekanan tinggi
4.      Berdasarkan putaran yang dibutuhkannya, terdiri atas:
a.       Kompresor putaran rendah
b.      Kompresor putaran tinggi
5.      Berdasarkan konstruksinya, terdiri atas:
  1. Kompresor torak
  2. Kompresor arah radial (roda gigi)
  3. Kompresor skrup
  4. Kompresor centrifugal
6.      Berdasarkan fluida yang dikompresikannya, terdiri atas:
a.       Kompresor udara
b.      Kompresor gas
c.       Kompresor uap
7.      Berdasarkan tingkat tekanannya, terdiri atas:
  1. Kompresor satu tingkat
  2. Kompresor banyak tingkat
8.      Berdasarkan pengoperasiannya, terdiri atas:
a.       Kompresor statisioner (diam di tempat)
b.      Kompresor tidak statisioner

6.6.2    Komponen Kompresor
Mesin kompresor terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan. Bagian ini satu sama lain saling menunjang dalam proses kompresi udara. Komponen dari kompresor tersebut diantaranya adalah:
1.      Drain Valve
Salah satu perangkat penting dari sebuah kompresor adalah drain valve. Perangkat ini merupakan bagian yang mengatur tekanan udara yang terdapat dalam tabung penyimpanan kompresor. Dalam tabung penyimpanan udara, biasanya terdapat air yang merupakan efek dari perbedaan suhu udara dalam tabung dengan suhu ruangan. Air ini dapat dibuang melalui perangkat ini. Selain itu kotoran yang ikut masuk ke dalam tabung juga dapat dikeluarkan dengan alat ini.
2.      Fluid Cooler
Akibat proses kompresi yang dialakukan oleh mesin kompresor, suhu pada mesin kompresor menjadi tinggi. Apabila suhu ini dibiarkan begitu saja, tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan terjadinya ledakan, yang diakibatkan oleh overheat pada mesin kompresor. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada mesin kompresor biasanya sudah terdapat sebuah mekanis, untuk menurunkan suhu pada mesin kompresor. Alat tersebut adalah fluid cooler. Selain mengendalikan suhu mesin kompresor, alat ini juga dapat mendinginkan dan mengontrol suhu tekanan udara yang dihasilkan oleh kompresor.
3.      Hose
Kompresor menggunakan udara bertekanan yang telah terisimpan dalam tabung penyimpanan kompresor, dibutuhkan selang khusus. Selang ini digunakan untuk mengalirkan udara bertekanan tersebut sehingga dapat digunakan setiap saat. Biasanya selang ini mempunyai kemampuan untuk menahan tekanan yang terdapat pada udara tersebut. Selang ini pada umumnya terbuat dari karet dengan panjang yang bervariasi. Selang karet ini ada yang berbentuk spiral, namun ada juga yang berbentuk lurus, yang digulung pada gulungan khusus untuk selang kompresor.
4.      Hose Fitting
Untuk menghubungkan hose dengan mesin kompresor, digunakan sebuah alat yang terpasang pada pangkal dari hose yang digunakan. Alat tersebut biasa disebut hose fitting. Alat ini menghubungkan hose dengan ball valve yang terpasang pada kompresor. Hose fitting ini terpasang pada hose dengan menggunakan pressure tools, sehingga tidak mudah terlepas walaupun diberikan tekanan yang tinggi. Untuk menghubungkan hose fitting dengan ball valve, pada hose fitting ini terdapat draft dalam yang sesuai dengan draft yang ada pada ball valve. Selain terpasang pada bagian pangkal, untuk menghubungkan hose dengan ball valve, hose fitting juga terdapat pada bagian ujung dari hose. Fungsi hose fitting yang terpasang pada bagian ujung ini adalah untuk menghubungkan hose dengan perangkat lain yang kita gunakan, seperti pistol angin maupun alat sejenis lainnya.
5.      Ball Valve
Untuk menghubungkan kompresor dengan hose melalui hose fitting, diperlukan alat khusus. Alat tersebut adalah ball valve. Selain untuk menghubungkan kompresor dengan hose maupun hose fitting, ball valve juga berfungsi untuk mengatur pengeluaran udara bertekanan dari dalam kompresor. Ball valve terdapat bola yang berlubang di tengahnya. Bola ini dapat diputar dengan menggunakan tuas yang terdapat pada bagian atas ball valve. Apabila posisi lubang bola searah dengan arah ball valve (terbuka), maka udara akan keluar menuju hose. Namun apabila lubang pada bola dalam ball valve ini mempunyai posisi yang tidak searah (tertutup), maka udara bertekanan yang terdapat pada kompresor tidak akan keluar menuju hose.
6.      Filters
Setiap mesin mempunyai satu bagian yang mempunyai fungsi sebagai penyaring. Pada kompresor, filter yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu filter udara dan filter oli. Filter udara mempunyai fungsi untuk menyaring udara yang masuk ke dalam intake kompresor. Seperti kita ketahui bahwa udara disekitar kita sebenarnya tercampur dengan debu dan kotoran lain. Filter ini mempunyai fungsi untuk mencegah debu dan kotoran tersebut masuk ke dalam kompresor. Biasanya filter ini dipasang pada bagian yang menghubungkan intake kompresor dengan dunia luar. Filter udara ini harus sering dibersihkan untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal pada kompresor. Filter oli pada dasarnya mempunyai sistim kerja yang sama dengan filter udara. Fungsi dari filter oli ini adalah untuk menyaring minyak pelumas yang digunakan untuk melumasi bagian dari mesin kompresor. Hal ini akan semakin menambah kinerja dari kompresor dalam melakukan kompresi udara.
7.      Pressure Gauge
Seringkali diingin mengetahui berapa tekanan udara yang terdapat pada tabung penyimpanan kompresor. Namun tidak mungkin mengetahuinya tanpa ada alat bantu yang memudahkan dimengetahuinya berapa tekanan udara yang tersimpan dalam tabung kompresor. Alat tersebut dikenal dengan nama pressurre gauge. Pada pressure gauge terdapat angka-angka yang menunjukkan jumlah tekanan dalam tabung penyimpanan. Satuan yang terdapat pada pressure gauge ini ada dua macam, yaitu psi dan bar. Kedua ukuran tekanan udara ini mempunyai perbandingan angka masing-masing, tergantung satuan tekanan yang mana yang biasa kita gunakan.
8.      Pressure Switch
Untuk menghubungkan pressure gauge dengan kompresor, terdapat sebuah alat lain yang bernama pressure switch. Selain berfungsi sebagai penghubung antara kompresor dengan pressure gauge, pressure switch juga mempunyai fungsi sebagai pemutus tenaga yang digunakan kompresor apabila kapasitas tabung penyimpanan telah mencapai batas yang sudah ditentukan. Hal ini lebih ditujukan untuk menghindari terjadinya overloaded pada tabung penyimpanan. Selain untuk memutus arus listrik, pressure switch juga berfungsi sebagai sensor untuk menyalakan kembali kompresor apabila jumlah tekanan udara dalam tabung penyimpanan sudah mencapai titik minimum tekanan yang ditentukan. Dalam alat ini juga terdapat pengatur tekanan, baik itu tekanan maksimal maupun tekanan minimal, yang tersimpan dalam tabung sesuai keinginan kita.
9.      Safety Valve
Adakalanya kita menginginkan tekanan kompresor yang cukup tinggi, tanpa memperhitungkan kapasitas dari tabung pengaman. Pada saat tekanan dalam kompresor sudah melebihi batas maksimal, maka akan ada alat yang secara otomatis mengeluarkan kembali tekanan udara tersebut, hingga ke titik aman. Alat ini biasa disebut safety valve. Dengan adanya safety valve ini, maka kemungkinan terjadinya ledakan tabung penyimpanan kompresor dapat dihindari. Titik maksimal pada safety valve ini juga dapat diatur sesuai dengan keinginan kita, melalui pressure switch.
10.  Receiver Tank
Untuk menyimpan udara yang sudah dikompresi oleh mesin kompresor, diperlukan sebuah tempat yang mampu menahan besarnya tekanan dari udara tersebut. Tempat penyimpanan ini biasa dikenal dengan nama receiver tank. Model dari receiver tank biasanya berbentuk tabung dengan ukuran yang bervariasi, tergantung dari kapasitas yang mampu ditampungnya. Sedangkan posisi receiver tank pada kompresor ada yang vertikal, dan ada juga yang dipasang secara horizontal. Biasanya receiver tank ini terbuat dari pelat baja yang dilapisi dengan lapisan khusus anti karat, dan dicat dengan warna yang sesuai dengan kompresornya. Pada receiver tank biasanya terdapat juga drain valve. Drain valve ini berfungsi sebagai pembuang air yang terdapat dalam receiver tank sebagai akibat dari kompresi udara yang dilakukan oleh kompresor. Kapasitas dari receiver tank berkisar antara 80 galon sampai dengan 8000 galon, tergantung model dari kompresor yang menyertainya.

6.6.3    Prinsip Kerja Mesin Kompressor
Adapun prinsip pengerjaan dengan menggunakan mesin kompressor yaitu mesin dihidupkan dengan sumber tanaga listrik atau motor berbahan bakar, sehingga torak atau turbin penghisap dapat digerakkan dengan bantuan belt dan mendapatkan udara yang disimpan pada tabung udara. Kemudian katup dibuka untuk menyalurkan udara ke selang.

Prinsip kerja kompresor merupakan satu kesatuan yang saling mendukung, sehingga kompresor dapat bekerja dengan maksimal. Prinsip kerja dari sebuah kompresor diantaranya yaitu:
a.    Staging
Suhu dari mesin kompresor menjadi tinggi dan meningkat sesuai dengan tekanan yang terdapat dalam kompresors. Sistim ini lebih dikenal dengan nama polytopic compression. Jumlah tekanan yang terdapat pada kompresor juga meningkat seiring dengan peningkatan dari suhu kompresor itu sendiri. Kompresor mempunyai kemampuan untuk menurunkan suhu tekanan udara dan meningkatkan efisiensi tekanan udara.
b.   Intercooling
Intercooler mempunyai fungsi untuk mendinginkan tekanan udara yang terdapat dalam tabung kompresor, sehingga mampu digunakan untuk keperluan lainya. Suhu yang dimiliki oleh tekanan udara dalam kompresor ini biasanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan suhu ruangan, dengan perbedaan suhu berkisar antara 10°Fahrenheit (sekitar 12° Celcius) sampai dengan 15° Fahrenheit (sekitar 9° Celcius).
c.    Compressor Displacement and Volumetric Efficiency
Kapasitas kompresor adalah sama dengan jumlah tekanan udara yang dapat ditampung oleh tabung penyimpanan kompresor. Penurunan kapasitas kompresor dapat diakibatkan oleh penurunan tekanan pada intake, pemanasan dini pada udara yang masuk ke kompresor, kebocoran, dan ekspansi volume udara. Sementara volumetric efficiency adalah rasio antara kapasitas kompresor dengan compressor displacement.
d.   Specific Energy Consumption
Specific energy consumption pada kompresor adalah tenaga yang digunakan oleh kompresor untuk melakukan kompresi udara dalam setiap unit kapasitas kompresor. Biasanya specific energy consumption pada kompresor ini dilambangkan dengan satuan bhp/100 cfm.

6.7               Mesin Las
Las busur listrik atau umumnya disebut denganlas listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las listrik merupakan sambungan tetap. Ada beberapa macam proses las yang dapat digolongkan ke dalam proses listrik antara lain:
1.      Las listrik dengan Elektroda Karbon, misalnya:
  1. las listrik dengan elektroda karbon tunggal
  2. las listrik dengan elektroda karbon ganda
2.      Las listrik dengan Elektroda Logam, misalnya:
  1. las listrik dengan elektroda berselaput.
  2. las listrik TIG (Tungsten Inert Gas).
  3. las listrik tunggal.

6.7.1        Prinsip Kerja Mesin Las
Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja mencapai temperatur tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E) dengan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan dalam satuan panas joule atau kalori seperti rumus di bawah ini:
Dimana:
H = panas dalam satuan joule            
E = tegangan listrik dalam Volt
I   =  kuat arus dalam ampere             
t  =  waktu dalam detik

6.7.2        Las Listrik dengan Elektroda Karbon
            Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau antara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan di las, sebagai bahan tambahan dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda berselaput fluksi. Gambar 6.4a dan 6.4b adalah proses las listrik dengan elektroda karbon tunggal ganda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar