Cari Blog Ini

Kamis, 22 Maret 2012

LANDASAN TEORI METODE PENGUKURAN WAKTU (METHODS TIME MEASUREMENT)


LANDASAN TEORI


2.1       Pengertian Studi Gerakan
            Studi gerakan adalah analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian tubuh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan yang tidak perlu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan baik dalam bentuk tenaga, waktu kerja maupun dana. Gerakan-gerakan yang dipelajari dapat dipermudah penganalisaanya dengan terlebih dahulu mengenali apa yang disebut sebagai gerakan-gerakan dasar sebagaimana yang dikembangkan secara mendalam oleh Frank B. Gilberth berserta istrinya, Lilian. Ia telah menguraikan gerakan ke dalam 11 gerakan dasar atau elemen gerakan yang mereka namakan therblig. Sebagian besar dari therblig-therblig ini merupakan gerakan-gerakan dasar dari tangan. Hal ini mudah dimengerti karena pada setiap pekerjaan produksi gerakan tangan merupakan gerakan yang paling umum dijumpai, terlebih lagi dalam pekerjaan yang bersifat manual (Sutalaksana, 1979).

2.2    Pengukuran Waktu Metode (Methods Time Measurement)
         Pengukuran waktu metode yang dalam istilah asingnya lebih dikenal sebagai Methods Time Measurement (MTM) adalah suatu sistem penetepan awal waktu baku (predetermined time standard) yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metode kerja ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standard waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja masing-masing yang ada. Pengukuran waktu metode membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-elemen gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn), memegang (grasp), mengarahkan (position), melepas (release), lepas rakit (disassemble), gerakan mata (eye movement), dan beberapa gerakan anggota badan lainnya. Waktu untuk setiap elemen gerak ini ditentukan menurut beberapa kondisi yang disebut kelas-kelas. Kelas-kelas ini dapat menyangkut keadaan-keadaan perhentian, keadaan objek yang ditempuh atau dibawa, sulit mudahnya menangani objek atau kondisi-kondisi lainnya. Diawali sekitar tahun 1963 untuk pertama kalinya diperkenalkan anggota dari sistem Pengukuran Waktu Metode (methods time measurement) yang disebut dengan General Purpose Data (MTM-GPD) dan pada saat yang bersamaan MTM- 1 dipakai untuk merencanakan sistem dasar dari MTM. Belakangan ini perkembangan sistem/metode MTM-GPD, MTM-2, MTM-3, MTM-V, MTM-M, MTM-C, dan 4M DATA (Sritomo, 1992).

2.3       Gerakan-Gerakan Dasar pada Pengukuran Waktu Metode
            Suatu pekerjaan yang utuh dapat diuraikan menjadi gerakan dasar. Suatu pekerjaan mempunyai uraian yang berbeda-beda bila dibandingkan dengan pekerjaan lainnya. Hal ini tergantung dari jenis pekerjaannya. Suatu pekerjaan mungkin dapat diuraikan ke dalam enam gerakan dasar, sedangkan untuk pekerjaan yang lain mungkin hanya dapat diuraikan ke dalam empat gerakan dasar. Kemampuan yang baik untuk menguraikan suatu pekerjaan ke dalam gerakan-gerakan dasar sangat diperlukan, karena dengan demikian akan memudahkan dalam analisisnya. Selanjutnya dapat diketahui dengan baik pula gerakan-gerakan yang dapat menghemat waktu kerja, atau gerakan yang sebetulnya tidak diperlukan tapi masih dilakukan oleh pekerja. Gerakan-gerakan dasar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut (Yudianto, 2003):
1.      Menjangkau (Reach)
Menjangkau adalah elemen gerakan dasar yang digunakan bila maksud utama gerakan adalah untuk memindahkan tangan atau jari ke suatu tempat tujuan tertentu. Waktu yang dibutuhkan untuk gerakan menjangkau ini bervariasi dan tergantung pada faktor-faktor seperti keadaan/kondisi tujuan, panjang gerakan, dan macam gerak jangkauan yang dilakukan. Kelima kelas menjangkau tersebut adalah sebagai berikut:
Menjangkau kelas   A     :  adalah gerakan menjangkau ke arah suatu tempat yang pasti, atau ke suatu obyek di tangan lain.
Menjangkau kelas B  :    adalah gerakan menjangkau ke arah suatu obyek yang tempatnya berada pada jarak kira-kira tapi tertentu dan diketahui lokasinya.
Menjangkau kelas C  :    adalah gerakan menjangkau ke arah suatu obyek yang  bercampur aduk dengan banyak obyek lain.
Menjangkau kelas D  :    adalah gerakan menjangkau ke arah suatu obyek yang kecil sehingga    diperlukan suatu alat pemegang khusus.
Menjangkau kelas E  :    adalah gerakan menjangkau menjangkau ke arah suatu sasaran yang tempatnya tidak pasti.
Panjang gerakan menjangkau adalah merupakan lintasan yang sebenarnya, tidak hanya sekedar berupa garis lurus yang menunjukkan jarak antara dua titik lokasi.
2.      Mengangkut (move)
Mengangkut adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan dengan maksud utama untuk membawa suatu obyek dari satu lokasi ke lokasi tujuan tertentu. Di sini terdapat tiga kelas mengangkut, yaitu:
Mengangkut kelas A :    adalah bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek dari satu tangan ke tangan yang lain atau berhenti karena suatu sebab.
Mengangkut kelas B  :    adalah bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek ke suatu  sasaran yang letaknya tidak pasti atau mendekati.

Mengangkut kelas C  :    adalah bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek ke suatu sasaran yang letaknya sudah tertentu/tetap.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut dipengaruhi oleh variabelvariabel seperti kondisi sasaran yang dituju, jarak yang harus ditempuh, jenis atau tipe pengangkutan, dan faktor-faktor berat, dinamika atau statika obyek. Waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut juga dipengaruhi oleh panjangnya gerakan.
3.      Memutar (turn)
Memutar adalah gerakan yang dilakukan untuk memutar tangan baik dalam keadaan kosong atau membawa beban. Gerakan di sini berputar pada tangan, pergelangan, dan lengan sepanjang sumbu lengan tangan yang ada. Waktu dibutuhkan untuk memutar akan tergantung pada dua variabel yaitu derajat putaran dan faktor berat yang harus dipikul.
4.      Crank
Crank ialah gerakan memutar dari jari tangan , tangan, pergelangan tangan dan lengan. Berbeda dengan turn, gerakan crank terdapat diameter dari putaran, sebagai contoh memutar stir mobil.
5.      Gerakan Menekan (Apply Pressure)
Gerakan menekan (Apply Pressure) ialah pemakaian tekanan pada waktu pergerakkan. Gerakan yang termasuk dalam gerakan ini, misalnya mengencangkan sekrup dengan obeng.
6.      Memegang (grasp)
Memegang adalah elemen gerakan dasar yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menguasai/mengontrol sebuah atau beberapa obyek baik dengan jari-jari maupun tangan untuk memungkinkan melaksanakan gerakan dasar berikutnya. Diantara hal-hal yang mempengaruhi lamanya gerakan ini adalah mudah/sulitnya obyek dipegang, bercampur tidaknya obyek dengan obyek lain, bentuk obyek, dan lain-lain.
7.      Mengarahkan (Position)
Mengarahkan adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan untuk menggabungkan, mengarahkan atau memasangkan satu obyek dengan obyek lainnya. Gerakan yang ada disini cukup sederhana sehingga tidak diklasifikasikan seperti elemen-elemen gerakan dasar yang lain. Waktu untuk gerakan mengarahkan dipengaruhi oleh derajat kesesuaian, bentuk simetris, dan kemudahan untuk ditangani (handling).

8.   Melepas (Release)
Melepas adalah elemen gerakan dasar untuk membebaskan kontrol atas suatu obyek oleh jari/tangan. Ada dua klasifikasi gerakan melepas, yang pertama adalah gerakan melepas normal yaitu secara sederhana jari-jari tangan bergerak membuka dan yang kedua adalah gerakan melepas sentuhan yaitu dimulai dan diselesaikan penuh sesaat elemen gerakan menjangkau (reach) dimulai tanpa ada waktu idle. Biasanya gerakan melepas tidak membutuhkan waktu yang untuk melaksanakannya bila gerakannya terpisah dengan gerakan lainnya.
9.   Melepas Rakit (Disassamble atau Disengage)
Lepas rakit adalah elemen gerakan dasar yang digunakan untuk memisahkan kontak antara satu obyek dengan obyek lainnya. Hal ini termasuk gerakan memaksa yang dipengaruhi oleh mudah atau tidaknya pada saat gerak lepas rakit dilaksanakan atau mudah sulitnya obyek dipegang. Waktu yang dibutuhkan untuk gerakan lepas rakit akan dipengaruhi oleh tiga variabel seperti tingkatan hubungan/sambungan dari obyek-obyek yang akan dipisahkan, kemudian di dalam proses handling, faktor kehati-hatian yang perlu dipertimbangkan.
10. Gerakan Mata (Eye Movement)
Sebagian besar aktivitas kerja, waktu yang dibutuhkan untuk menggerakkan dan memfokuskan mata bukanlah merupakan faktor-faktor yang menghambat sehingga konsekuensinya hal ini tidak akan mempengaruhi waktu untuk melaksanakan operasi kerja itu sendiri, terkecuali gerakan-gerakan mata yaitu eye focus time dan eye travel time. Eye focus time (gerakan mata untuk fokus) akan memerlukan waktu untuk melakukan gerakan fokus pada suatu obyek dan melihatnya untuk waktu yang cukup lama guna menentukan karakteristikkarakteristik dari obyek tersebut (obyek dilihat tanpa mengangkat mata). Selanjutnya eye travel time (gerakan perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek yang harus dilihat dengan jalan menggerakkan mata.

11. Gerakan Anggota Badan, Kaki, dan Telapak Kaki (Body,Leg,Foot)
Gerakan anggota badan lainnya adalah gerakan kaki, telapak kaki serta bagian-bagian tubuh lainnya lutut, pinggang,dan lain-lain. Di dalam operasioperasi kerja di industri, seringkali dijumpai bahwa gerakan kerja harus dilakukan oleh lebih dari satu anggota tubuh pada saat yang sama. Biasanya metode yang paling efektif untuk melaksanakan suatu operasi kerja dilakukan oleh dua atau lebih anggota tubuh yang bergerak pada saat bersamaan. Apabila dua atau lebih gerakan dikombinasikan (overlapping) maka hal ini akan bisa menghemat waktu penyelesaian kerja dan membatasi gerakan-gerakan kerja. Apabila dua gerakan dilaksanakan dalam waktu bersmaan hal ini akan disebut sebagai kombinasi gerakan (gerakan dilakukan oleh anggota tubuh yang sama), sedangkan bila gerakan-gerakan tersebut dilakukan oleh anggota tubuh yang berbeda dikenal sebagai gerakan-gerakan simultan (silmutaneous motions).

2.4       Langkah-langkah dalam Pelaksanaan Pengukuran Waktu Kerja
Pendeskripsian gerakan-gerakan kerja dilaksanakan dengan menuliskan kode-kode tertentu. Satu hal yang tidak efisien kalau harus mendeskripsikan suatu gerakan dalam kalimat menjangkau sebuah benda yang terletak di tempat yang pasti pada jarak 5 inci karena hal ini akan cukup ditulis dengan RSA (dalam waktu 6,5 TMU). Jika simbol-simbol atau kode-kode akan dituliskan, maka cara penulisan dilakukan dengan menguraikan gerakan-gerakan kerja satu per satu secara berurutan dari atas ke bawah. Demikian pula apabila gerakan benda kerja tersebut dilakukan oleh tangan kanan atau tangan kiri harus dituliskan secara terpisah. Sedangkan waktu (dalam unit satuan TMU) dituliskan di kolom tengah.
Langkah-langkah  tersebut di atas menunjukkan gerakan-gerakan kerja tangan kiri menjangkau obyek sejauh 12 inci (gerakan menjangkau kelas C) dan kemudian diikuti dengan gerakan memegang obyek G-4A untuk mengambil obyek atau benda kerja. Tangan kiri kemudian bergerak membawa obyek dan dipindahkan ke tangan yang lain (tangan kanan) sejauh 10 inci dan gerakan membawa dikategorikan kelas A. Suatu transfer dilakukan sehingga akhirnya obyek dipegang oleh tangan kanan yang membawa obyek sejauh 12 inci ke lokasi kerja yang pasti, mengarahkan dan akhirnya melepaskan obyek tersebut. Contoh penulisan menggunakan pengukuran waktu metode dapat dilihat pada Tabel 2.1 (Sutalaksana, 2006).
Tabel 2.1 Contoh Penulisan MTM-1
Tangan Kiri
TMU
Tangan Kanan

R12C
G4A
M10A
G3
14.2
7.3
11.3
5.6
5.2
5.6
2.0



G3
M2C
P1SSE
RL1
Total
57,2


2.5       Analisa Kerja
Analisa operasi kerja adalah suatu prosedur untuk menganalisa suatu operasi kerja. Prosedur tersebut meliputi suatu elemen-elemen kerja. Elemen kerja tersebut bersifat produktif atau tidak dengan tujuan memperbaiki metode kerja. Kegiatan ini merupakan suatu cara untuk menaikkan jumlah produk per satuan waktu dan untuk mengurangi unit cost. Adapun perbedaan antara metode pengukuran kerja work factor system, basic motion dan micromotion time measurement (MTM) adalah sebagai berikut (Sritomo, 1992):
a.         Work Factor System
Sistem faktor kerja merupakan salah satu sistem dari Predetermined Time System yang paling awal dan secara luas diaplikasikan. Sistem ini memungkinkan untuk menetapkan waktu untuk pekerjaan-pekerjaan manual. Waktu tersebut menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Langkah-langkah yang diambil pertama kali adalah membuat analisa detail setiap langkah kerja yang ada berdasarkan 4 variabel. Variabel tersebut merupakan dasar utama pelaksanaan kerja. Pelaksanaan kerja meliputi anggota tubuh, kerja perpidahan gerakan, dan manual kontrol. Selain itu, pelaksanaan kerja juga meliputi berat atau hambatan yang ada dan menggunakan data faktor kerja sebagai unit pengukurnya. Langkah kemudian adalah menentukan waktu bakunya. Pada Work Factor System, suatu pekerjan dibagi atas elemen-elemen gerakan standar kerja. Standar kerja tersebut adalah transport atau reach & move (TRP), grasp (GR), pre-position (PP). Selain itu, assemble (ASY), use (manual, process or machine time)-(US), diassemble (DSY), mental Process (MP), dan release (RL).
b.        Basic Motion
Basic motion dikembangkan dari tahun 1949 – 1953 oleh Gerald B.Bailey dan Ralph Presgrave. Data pada Basic Motion ini sebenarnya adalah revisi dari MTM dan ada penambahan beberapa pola dari predetermined system. Hal Ini bertujuan agar lebih mudah untuk diaplikasikan dan perbedaan penghitungan waktu baku yang relatif kecil selisihnya. Selain itu, lebih memungkinkan pendekatannya.
c.         Micromotion Time Measurement
Dalam menganalisa gerakan kerja sering kali dijumpai kesulitan dalam menentukan batas-batas suatu elemen therblig dengan elemen yang lainnya. Hal ini dikarenakan, waktu kerja dari suatu pekerjaan yang terlalu singkat dan ceoat. Untuk memudahkannya, dilakukan perekaman atas gerakan-gerakan kerja dengan menggunakan kamera film (video recorder). Hasil perekaman dapat diputar ulang kalau perlu dengan kecepatan lambat (slow motion). Sehingga analisa gerakan kerja dapat dilakukan dengan lebih teliti dan lebih jelas. Aktivitas micromotion studi mengharuskan dilakukannya perekaman dari setiap gerakan kerja yang ada secara detail. Selain itu, memberi kemungkinan-kemungkinan analisa gerakan kerja secara detail.
(http://apk.lab.ui.ac.id/download/modul/regular/micromotionstudy.pdf).



2.6       Perhitungan Waktu Baku
Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya. Waktu baku tersebut dijalankan dalam suatu sistem kerja yang terbaik pada saat itu. Dengan kata lain, menghitung waktu yang diperlukan untuk merakit 1 produk dengan memperhatikan elemen-elemen gerakan operator. Sedangkan waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan untuk merakit 1 produk. Dimana data perhitungan waktunya diambil dari data mentah yang didapat dari percobaan.
Teknik-teknik pengukuran waktu dibagi ke dalam dua bagian, secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung yaitu pengukuran dilakukan di tempat pekerjaan berlangsung. Contohnya adalah pengukuran waktu baku dengan jam henti dan work sampling. Cara perhitungan tidak langsung diketahui dengan melakukan perhitungan waktu baku tanpa berada di tempat pekerjaan. Maksudnya dengan membaca tabel-tabel yang telah disediakan. Data waktu yang termasuk dalam pengukuran tidak langsung adalah data waktu baku dan waktu gerakan. Jika pengukuran tersebut dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja yang terbaik. Maka, pengukuran tersebut dilihat dari segi waktu yang dapat dicari, yaitu sistem yang membutuhkan penyelesaian tersingkat (Sritomo, 1992).

2.7       Penetapan Waktu Baku dengan Data Waktu Gerakan (Predetermined Time System) dengan Methods Time Measurement (MTM)
Pengukuran waktu metode terbagi menjadi gerakan-gerakan kerja. Gerakan tersebut terbagi atas elemen gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn), memegang (grasp). Selain itu, terdapat gerakan mengarahkan (position), melepas (release), lepas rakit (disassemble), gerakan mata (eye movement), dan beberapa gerakan badan lainya. Waktu untuk setiap elemen-elemen gerak ini ditentukan menurut beberapa kondisi yang disebut dengan “kelas-kelas”. Kelas-kelas ini dapat menyangkut keadaan-keadaan perhentian dan keadaan obyek yang ditempuh. Selain itu, juga menyangkut tentang sulit mudahnya menangani obyek atau kondisi lainnya.    Unit waktu yang digunakan dalam tabel-tabel ini adalah sebesar perkalian 0.00001 jam dan satuannya dikenal sebagai TMU. Disini, 1 TMU adalah sama dengan 0.00001 jam atau 0.0006 menit, atau 0,036 detik. berikut ini merupakan gerakan yang berhubungan dengan tubuh manusia dan gerakannya (Sritomo, 1992):
1.        Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan.
2.        Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur secara bersamaan kecuali sedang istirahat.
3.        Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah gerakannya.
4.        Gerakan tubuh atau tangan sebaiknya dihemat dan memperhatikan alam atau natural dari gerakan tubuh atau tangan.
5.        Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaannya. Pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam bekerja.
6.        Gerakan yang patah-patah bayak perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut.
7.        Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan teliti dari pada gerakan yang dikendalikan.
8.        Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si pekerjanya.
9.        Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip ekonomi gerakan berhubungan dengan pengaturan tata letak tempat kerja (Sritomo, 1992):
1.        Sebaiknya diusahakan agar peralatan dan bahan baku dapat diambil dari tempat tertentu dan tetap.
2.        Bahan dan peralatan diletakan pada tempat yang mudah, cepat dan nyaman untuk dicapai atau dijangkau.
3.        Tempat penyimpanan bahan yang dirancang dengan memanfaatkan prinsip gaya berat akan memudahkan kerja. Hal ini dikarenakan bahan yang akan diproses selalu siap di tempat yang mudah untuk diambil. Hal ini menghemat tenaga dan biaya.
4.        Objek yang sudah selesai penyalurannya dirancang menggunakan mekanisme yang baik.
5.        Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakan dilakukan dengan urutan terbaik.
6.        Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri dan duduk dalam menghadapi pekerjaan sangat menyenangkan.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan perancangan peralatan (Sritomo, 1992):
1.        Tangan sebaiknya dapat dibedakan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari alat bantu yang dapat digerakkan dengan kaki dapat ditingkatkan.
2.        Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari satu kegunaan.
3.        Peralatan sebaiknya sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanannya.
4.        Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti pekerjaan mengetik. Beban tersebut harus didistribusikan pada jari sesuai dengan kekuatan masing-masing jari.
5.        Roda tangan, palang, dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur sedemikian rupa. Sehingga badan dapat melayaninya dengan posisi yang baik dan dengan tenaga yang minimum.













 




2 komentar:

  1. Serius gan, ini susah dibaca. Warna fontnya bisa diganti

    BalasHapus
  2. Serius gan, ini susah dibaca. Warna fontnya bisa diganti

    BalasHapus