Cari Blog Ini

Kamis, 22 Maret 2012

LANDASAN TEORI SISTEM RANGKA & OTOT MANUSIA


LANDASAN TEORI


2.1          Sistem Rangka
Menurut Syaifudin (1997), para insinyur telah mendesain berbagai objek yang kita kagumi, baik mesinmesin pabrik ataupun alat-alat berguna. Semua itu sebenarnya mencontoh konstruksi rangka dari tubuh kita. Gerakan tubuh dimungkinkan karena adanya kerjasama antara tulang dan otot. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakkan oleh otot. Otot dapat menggerakkan tulang karena dapat berkontraksi. Otot disebut alat gerak aktif sedangkan tulang disebut alat gerak pasif.

2.2          Susunan Kerangka
              Menurut Syaifudin (1997), secara garis besar rangka manusia yang terdiri dari 206 tulang tersebut dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh). Rangka aksial yang kita sebut juga dengan rangka sumbu tubuh terdiri dari tulang-tulang yang membentuk sumbu tubuh, diantaranya adalah:
1.        Tulang tengkorak
2.        Tulang hioid
3.        Tulang belakang (vertebrae)
4.        Tulang dada (sternum)

             5.        Tulang rusuk (costa)
              Menurut Syaifudin (1997), rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat gerak. Rangka apendikuler terdiri atas bahu, tulang-tulang tangan, telapak tangan, panggul, tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka apendikuler menyusun alat gerak, tangan dan kaki.
Menurut Syaifudin (1997), tulang-tulang itu dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: tulang tengkorak (kepala), tulang badan, dan tulang anggota gerak (kaki dan tangan).
1.        Tengkorak (kepala)
Tengkorak terbentuk dari tempurung otak (kranium) dan bagian wajah. Kranium berfungsi sebagai melindungi otak. Terdiri dari beberapa tulang-tulang yaitu : 1 Tulang dahi (os frontal), 2 tulang ubun-ubun (os parietal), 2 tulang kepala belakang (os occipetal). 2) Tulang baji (os sphenoidal), 2 tulang tapis (os ethmoidal), 2 tulang pelipis (os temporal). Untuk bagian bawah disusun oleh tulang 2 tulang rahang atas (os maxillare), 2 tulang rahang bawah (os mandibulare), 2 tulang pipi (os zigomaticum), 2 tulang langit-langit (os pallatum), 2 tulang hidung (os nasale), 2 tulang air mata (os lacrimale), 2 tulang mata bajak (os vomer), 1 tulang lidah (os hyoideus).
2.        Tulang badan
Tulang badan terdiri atas tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu, tulang panggul.
a.       Tulang belakang
Fungsi: menyangga tengkorak, tempat perlekatan tulang-tulang rusuk. Ruas-ruas tulang belakang terdiri atas 33 buah ruas tulang yang terbagi menjadi beberapa bagian, yakni 7 ruas-ruas tulang leher (servical), 12 tulang punggung (thoracales), 5 ruas tulang pinggang (lumbales), 5 ruas tulang kelangkang (os sakrum), pada 7 ruas tulang leher, ruas teratas atau pertama adalah tulang atlas, yang menghubungkan tulang belakang dengan tulang tengkorak. Tulang punggung terdiri atas 12 ruas, pada sisi kiri dan kanannya melekat tulang-tulang rusuk.
b.      Tulang dada
Tulang dada beserta tulang rusuk dan tulang punggung membentuk dinding kuat yang melindungi alat tubuh penting yang terdapat dalam rongga dada, seperti jantung dan paru-paru. Tulang dada terdiri atas bagian hulu (manubrium sterni), bagian badan (corvus sterni) dan taju pedang (processus xyphiodeus).
c.       Tulang rusuk
Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang. Ujung belakangnya melekat pada ruas-ruas tulang belakang. Tulang rusuk dapat dibedakan menjadi 3 macam:
            1. Tulang rusuk sejati (7 pasang). Ujung belakangnya melekat pada  ruas-ruas tulang panggung, ujung depan melekat pada tulang dada.
2. Tulang rusuk palsu (3 pasang). Ujung belakang melekat pada tulang rusuk di atasnya.
3. Tulang rusuk melayang (2 pasang). Ujung belakang melekat pada ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya tidak melekat pada tulang manapun.
d.      Tulang Bahu
Tulang gelang bahu terdiri dari: 2 tulang belikat (scapula) dan 2 tulang selangka (clavicula).
e.       Tulang panggul
Tulang gelang panggul terdiri dari 2 tulang usus (os ilium), 2 tulang duduk (os ichium), 2 tulang kemaluan (os pubis).
3.        Tulang Anggota Gerak
Tulang anggota gerak terdiri dari 2 kelompok, yaitu tulang anggota atas (lengan), dan tulang anggota bawah (tungkai). Lengan terdiri atas: 2 tulang lengan atas (humerus), 2 tulang pengumpil (ulna), 2 batang hasta (radius), 16 tulang pergelangan tangan (os carpal), 10 tulang telapak tangan (os metacarpal), 28 ruas tulang jari tangan (phalanges), ibu jari 12 ruas. Tungkai terdiri atas: 2 tulang paha (femur), 2 tulang tempurung lutut (patella), 2 tulang kering (tibia), 2 tulang betis (fibula), 14 tulang pergelangan kaki (tarsal), 10 tulang telapak kaki (metatarsal), 28 ruas tulang jari kaki (phalanges)(auvicena.blogspot.com).




2.3        Hubungan Antar tulang
Menurut Nurmianto (2008), rangka tubuh dibagun oleh ratusan keping tulang. Tulang-tulang tersebut saling bergabung melalui hubungan antartulang yang disebut persendian atau artikulasi. Persendian dikelompkan menjadi :
1.    Diartrosis
Hubungan 2 tulang yang memungkinkan terjadinya banyak gerak, dinamakan diartrosis. Berdasarkan tipe gerakannya, persendian diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu sendi peluru, sendi luncur, sendi pelana, sendi engsel, sendi putar dan sendi geser atau sendi kejut
2.    Amfiartrosis
Hubungan tulang yang masih memungkinkan adanya sedikit gerakan kedua ujung tulang yang dihubungkan oleh tulang rawan dinamakan amfiartrosis. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang, dan hubungan antara tulang belakang dengan tulang iga.
3.    Sinartrosis
Suatu sistem persendian pada tulang yang tidak dapat digerakkan, seperti terjadi pada persambungan tulang-tulang tengkorak dinamakan sinartrosis. Berdasarkan komponen penghubungnya, sinartrosis dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sinartrosis sintibrosis, bila komponen penghubungnya berupa serabut-serabut jaringan ikat. Contoh: hubungan antartulang tengkorak.
b. Sinartrosis sinkondrosis, bila komponen penghubungnya berupa tulang rawan. Contoh: hubungan antarruas-ruas tulang belakang. Latihan berikut akan menumbuhkan rasa ingin tahu dan mengembangkan kecakapan personal dan akademik kalian.

2.4              Kelainan dan gangguan pada kerangka
Menurut Nurmianto (2008), kelainan dan gangguan pada tulang dapat mengganggu proses gerakan yang normal. Kelainan dan gangguan pada tulang dapat terjadi karena:

1.    Kekurangan vitamin D
Kekurangan vitamin D pada anak-anak dapat menyebabkan rakhitis, biasanya dapat terlihat pada pertumbuhannya yang terganggu dari kaki berbentuk O atau X. sedangkan pada orang dewasa, kekurangan kapur akan menyebabkan penyakit osteomalasia.
2.    Penyakit
Penyakit pada tulang manusia sangat beragam salah satu diantaranya adalah:
a.       Rheumatik
Rheumatik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan rasa sakit dari alat gerak salah satunya adalah tulang. Dan arthritis merupakan salah satu jenis dari rheumatik yang berkenaan dengan sendi.
b.      Osteoporosis
Osteopororsis adalah suatu penyakit dimana terjadi penurunan massa tulang (pengurangan jaringan tulang) terutama terjadi pada tulang spongiosa. Pada penyakit ini proses penghancuran tulang melebihi proses pembentukan tulang. Penyakit ini terjadi terutama pada wanita kulit putih usia lanjut setelah menopause.
c.     Osteomyelitis
Osteomyelitis merupakan penyakit infeksi yang menyerang jaringan tulang (termasuk periosteum, sumsum tulang belakang dan tulang rawan). Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme (terutama Staphylococcus) yang mencapai tulang melalui patah tulang terbuka, melalui darah atau melalui gigi caries ke dalam sinus. Bakteri dan jamur juga sering menimbulkan osteomyelitis.
3.        Kecelakaan
Kecelakaan yang dapat menyebabkan gangguan pada tulang dapat berupa:
a.    Memar
Gangguan ini hanya berupa sobeknya selaput sendi (ligamen). Namun bila sobeknya selaput sendi diikuti oleh lepasnya ujung tulang dari sendi disebut dislokasi (lepas sendi).

b.    Fraktura
Fraktura atau patah tulang dibedakan menjadi patah tulang tertutup, patah tulang terbuka dan fisura.
a)      Patah tulang tertutup, bila tulang yang patah tidak merobek kulit.
b)      Patah tulang terbuka, bila tulang yang patah merobek kulit
c)      Fisura, bila tulang hanya retak
4.        Kebiasaan sikap tubuh yang salah
Kebiasaan posisi tubuh yang salah yang dilakukan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kelainan tulang, yaitu:
1.    Lordosis
Kelainan pada tulang leher dan panggul terlalu membengkok ke depan sehingga lengkung lumbar pada tulang belakang (vertebrae) melekuk ke dalam.
2.    Kifosis
Kelainan pada tulang punggung yang terlalu membengkok ke dalam. Bisa disebabkan karena proses penuaan, infeksi TBC tulang belakang (vertebrae) ataupun posisi duduk yang salah yang dilakukan selama bertahun-tahun.
3.    Skoliosis
Kelainan pada tulang, jika ruas-ruas tulang belakang membengkok kearah samping membentuk huruf S (belajarbiologi.rumahilmuindonesia.net).

2.5              Otot dan Gerak Tubuh
Menurut Nurmianto (2008), otot merupakan alat gerak aktif. Otot dapat bergerak karena adanya sel otot. Otot bekerja dengan cara berkontraksi dan relaksasi.
1.    Macam-macam Otot
a. Otot polos, bentuk seperti perahu, terletak pada organ dalam, nucleus satu di tengah, gerakannya lambat, tidak cepat, mudah lelah, tidak sadar tanpa perintah otak.
b. Otot lurik, bentuk silindris dengan garis gelap terang, melekat pada rangka, nukleus banyak di tepi, bekerja secara sadar atas perintah otak, cepat mudah lelah.
c. Otot jantung, bentuk silindris, mempunyai percabangan yang disebut sinsitium, terletak pada jantung, nukleus satu di tengah, bekerja tidak sadar tanpa perintah otak, tidak cepat mudah lelah.
2. Fungsi Otot
a. Melaksanakan kerja, misal: berjalan, memegang, mengangkat (otot lurik).
b. Mengalirkan darah, mengedarkan sari makanan dan oksigen (otot polos).
c. Menggerakkan jantung (otot jantung).
3. Karateristik Otot
a. Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memendek (berkontraksi).
b. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang (berelaksasi).
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk dapat kembali pada ukuran semula setelah memendek atau memanjang.
4. Jenis Gerak Otot
a. Antagonis (berlawanan)
Contoh: biseps dan triseps pada otot lengan atas. Arah gerak otot antagonis
1) Ekstensor - fleksor : meluruskan - membengkokkan
2) Abduktor - adduktor : menjauhkan - mendekatkan
3) Depressor - elevator : ke bawah - ke atas
4) Supinator - pronator : menengadah - menelungkup
b. Sinergis (bersamaan)
Contoh: otot pronator teres dan pronator kuadratus pada lengan bawah.
5 . Macam-macam gerakan otot
a. Fleksi: gerakan membengkokkan, misalnya membengkokkan pada siku, lutut, jari.
b. Ekstensi: gerak meluruskan, misalnya meluruskan siku, lutut, dan ruas jari.
c. Abduksi: gerak menjauhkan misalnya gerak tungkai menjauhkan dari sumbu tubuh.
d.  Adduksi: gerak mendekatkan dengan sumbu tubuh, misalnya gerak mendekatkan tungkai dengan sumbu tubuh.
e.  Pronasi: gerak memutar lengan sehingga telapak tangan menelungkup.
f.  Supinasi: gerak memutar lengan sehingga tangan menengadah.
g. Depresi: gerak menekan ke bawah atau menurunkan.
h. Elevasi: gerak mengangkat ke atas.
6.  Kelelahan otot
Kelelahan otot dapat diakibatkan karena habisnya bahan atau zat sebagai sumber energi untuk kontraksi otot seperti glikogen dan sejenisnya dan akumulasi hasil metabolisme karena kontraksi otot, seperti asam laktat.
7 . Kelainan dan gangguan pada otot :
a. Atrofi yaitu keadaan di mana otot mengecil sehingga menghilangkan kemampuannya untuk berkontraksi. Atrofi dapat terjadi karena penyakit poliomielitis dan keadaan tertentu misalnya sakit, sehingga seseorang harus istirahat di tempat tidur dalam jangka waktu lama. Poliomielitis adalah penyakit karena virus yang merusakkan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah.
b. Hipertrofi yaitu keadaan otot menjadi lebih besar dan kuat karena sering dilatih secara berlebih.
c. Kejang otot yaitu gangguan otot yang terjadi karena melakukan aktivitas terus menerus yang pada suatu ketika tak mampu lagi melakukan kontraksi alias kejang, karena telah kehabisan energi atau sering dikenal dengan kram.
d.  Kaku leher atau stiff Yaitu keadaan leher terasa kaku dan sakit jika  digerakkan.
e. Tetanus yaitu kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh baksil tetanus.
f. Miastema gravis yaitu keadaan di mana otot berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan (auvicena.blogspot.com).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar