Cari Blog Ini

Kamis, 22 Maret 2012

LANDASAN TEORI ANTHROPOMETRI


LANDASAN TEORI


2.1       Anthropometri
            Menurut Sritomo (2003), salah satu bidang keilmuan ergonomi adalah istilah anthropometri yang berasal dari Antro  yang berarti manusia dan Metron yang berarti ukuran. Definisi dinyatakan sebagai suatu studi yang menyangkut pengukuran dimensi tubuh manusia dan aplikasi rancangan yang menyangkut geometri fisik, massa, dan kekuatan tubuh.
Menurut Nurmianto (1991), Anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain.
Menurut Nurmianto (1991), Salah satu bidang keilmuan ergonomi adalah Anthropometri yaitu suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Anthropometri secara lebih luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data Anthropometri yang berhasil akan diaplikasikan secara lebih luas antara lain dalam hal:
a.       Perancangan areal kerja (work station)
b.      Perancangan alat kerja seperti mesin, equipment perkakas (tools)
c.       Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja dan sebagainya
d.      Perancangan lingkungan fisik.
Menurut Sutalaksana (2006), antropometri adalah pengetahuan yang menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:


1.        Antropometri statis
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Ada beberapa metode pengukuran tertentu agar hasilnya representative. Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia, sebagai berikut:
a.    Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
b.    Jenis kelamin
Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali dada dan pinggul.
c.    Suku bangsa (etnis)
Dimensi tubuh suku bangsa negara barat lebih besar jika dibandingkan dengan dimensi tubuh suku bangsa negara Timur.
d.   Sosio ekonomi
Tingkat sosio ekonomi sangat mempengaruhi dimensi tubuh manusia. Pada negara- negara maju dengan tingkat sosio ekonomi tinggi mempunyai dimensi tubuh yang besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang.
2.        Antropometri dinamis
Maksud antropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik    manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang    mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya. Terdapat 3 kelas pengukuran antropometri dinamis, yaitu:
1.       Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Contoh dalam mempelajari performansi atlet.
2.       Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contoh  jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
3.       Pengukuran variabilitas kerja. Contoh analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau operator komputer.
             Menurut Nurmianto (1991), beberapa jenis data dimensi tubuh yang akan digunakan yaitu dimensi lebar bahu (lb), tinggi siku berdiri(tsb), jangkauan tangan ke atas (jta), jangkauan tangan ke depan (jtk), panjang telapak tangan (ptt), panjang telapak kaki (ptk), dan tinggi lutut (tlt). Gambar 2.1 menunjukkan cara pengukuran tiap data yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Menurut Nurmianto (1991), dimensi yang diukur pada Anthropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh, agar hasilnya representatif maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia antara lain:
1.      Umur
2.      Jenis kelamin
3.      Suku bangsa dan jenis pekerjaan atau latihan

2.2       Beberapa Sumber Variabelitas
            Menurut Sutalaksana (2006), perbedaan antara suatu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan oleh beberapa faktor-faktor ,yaitu keacakan, jenis kelamin, suku bangsa, usia, jenis pekerjaan, faktor kehamilan pada wanita, cacat tubuh secara fisik. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi data anthropometri yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam membuat perancangan suatu produk.

2.2.1    Keacakan
            Menurut Sutalaksana (2006), dalam butir pertama ini walau pun telah terdapat dalam suatu kelompok populasi yang suadah jelas sama jenis kelamin, suku bangsa, kelompok usia dan pekerjaan, namun masih akan ada perbedaan yang masih cukup signifikan antara berbagai masyarakat.



2.2.2    Jenis kelamin
            Menurut Sutalaksana (2006), secara distribusi statistika ada perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria dan wanita. Untuk kebanyakan dimensi tubuh pria dan wanita ada perbedaan yang signifikan diantara mean (rata-rata) dan nilai perbedaan ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita, oleh karenanya data antropometri untuk dua jenis kelamin tersebut selalu disajikan terpisah.

2.2.3    Suku Bangsa
            Menurut Sutalaksana (2006), variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak kalah pentingnya terutama karena meningkatnya jumlah angka migrasi dari satu negara ke negara lain. Suatu contoh sederhana bahwa yaitu dengan meningkatnya jumlah penduduk yang migrasi dari negara Vietnam ke Australia, untuk mengisi satuan jumlah angkatan kerja. Maka akan mempengaruhi antripometri nasional.

2.2.4    Usia
            Menurut Sutalaksana (2006), beberapa kelompok usia telah menjadi hal yang penting dalam masalah antropometri. Berikut ini kelompok usia yang digolongkan dalam masalah antropometri, yaitu:
a.       Balita
b.      Anak-anak
c.       Remaja
d.      Dewasa, dan
e.       Lanjut usia
            Hal ini jelas berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk antropometri anak-anak. Antropometri akan cendrung terus meningkat sampai batas usia dewasa, namun setelah menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mepunyai kecendrungan untuk menurun yang antara lain disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang. Selain itu juga berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki.
2.2.5    Jenis Pekerjaan
            Menurut Sutalaksana (2006), beberapa jenis pekerjaan pekerjaan tertentu menuntut adanya persaratan dalam seleksi karyawan. Seperti misalnya: buruh dermaga adalah harus mepunyai postur yang relatif lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya.

2.2.6    Faktor Kehamilan pada Wanita
            Menurut Sutalaksana (2006), faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, terutama yang berkaitan dengan analisa perancangan produk (APP) dan anlisa perancangan kerja (APK). 

2.2.7    Cacat Tubuh Secara Fisik
            Menurut Sutalaksana (2006), suatu perkembangan yang sangat mengembirakan pada dekade terakhir yaitu dengan diberikannya skala prioritas pada rancang bangun fasilitas akomodasi untuk para penderita cacat tubuh secara fisik sehingga mereka dapat ikut serta merasakan kesamaan dalam penggunaan jasa dari hasil ilmu ergonomi didalam pelayanan untuk masyarakat.

2.3       Perancangan
Menurut Sritomo (2003), perancangan adalah suatu alat termasuk dalam metode teknik, dengan demikian langkah-langkah pembuatan perancangan akan mengikuti metode merris asimov yang menerangkan bahwa perancangan teknik adalah suatu aktifitas dengan maksud tertentu menuju kearah tujuan menuju pemenuhan kebutuhan manusia.
Prosedur perancangan yang merupakan tahapan umum teknik perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari need, idea, decision and action. Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasikan kebutuhan (need), sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea) yang melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi. Dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang ada, sehingga perancang dapat memutuskan (decision) suatu alternatif terbaik. Dan pada akhirnya dilakukanlah suatu proses pembuatan (action).
 Hasil rancangan yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi si pemakai. Oleh karena itu, rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan faktor manusia sebagai pemakainya. Faktor manusia ini diantara nya dipelajari dalam ergonomi  (anthropometri, biomekanik, fisiologi dll). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu rancangan selain faktor manusia, antara lain:
a.       Analisa Teknik
      Banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan, kekerasan dan seterusnya.
b.      Analisa Ekonomi
      Berhubungan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh.
c.       Analisa Legalisasi
      Berhubungan dengan segi hukum dan tatanan hukum yang berlaku dan dari hak cipta
d.      Analisa Pemasaran
      Berhubungan dengan jalur distribusi produk/hasil rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen.
e.       Analisa Nilai
      Analisa nilai pertama kali didefinisikan oleh L.D. Miles dari General Electric (AS, 1940) adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak ada gunanya (tidak perlu).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar