Tinjauan Umum Pembangunan Industri Dalam
Konsep / Teori Pembangunan
A. Pengertian Pembangunan
Dalam pemahaman sederhana pembangunan diartikan sebagai proses perubahan
kearah yang lebih baik, melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Pembangunan dalam sebuah negara sering dikaitkan dengan pembangunan ekonomi (economic development). Pembangunan
ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapital
dengan memperhitungkan adanya peningkatan jumlah dan produktifitas sumber daya,
termasuk pertambahan penduduk, disertai dengan perubahan fundamental dalam
struktur ekonomi suatu negara serta pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sumitro dalam
Deliarnov (2006:89), bahwa proses pembangunan ekonomi harus merupakan proses
pembebasan, yaitu pembebasan rakyat banyak dari belenggu kekuatan-kekuatan
ekonomi, dan pembebasan negara-negara berkembang dari belenggu tata kekuatan
ekonomi dunia [3].
Secara terminologis, di Indonesia pembangunan identik
dengan istilah development, modernization, westernization,
empowering, industrialization, economic growth, europanization,
bahkan istilah tersebut juga sering disamakan dengan term political change.
Identifikasi pembangunan dengan beberapa term tersebut lahir karena pembangunan
memiliki makna yang multi-interpretable, sehingga kerap kali istilah
tersebut disamakan dengan beberapa term lain yang berlainan arti (Moeljarto
Tjokrowinoto, 2004). Makna dasar dari development adalah pembangunan.
Artinya, serangkaian upaya atau langkah untuk memajukan kondisi masyarakat
sebuah kawasan atau negara dengan konsep pembangunan tertentu [3].
Ulasan: pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk merubah
kearah yang lebih baik dengan proses kenaikan dari setiap pendapatan total dan
pendapatan perkapital untuk langkah memajukan kondisi masyarakat dan negara
agar negara berkembang untuk kekuatan ekonomi dunia.
B. Lahirnya Pembangunan
Dalam
perkembangan sejarahnya, terlihat bahwa kapitalisme lahir lebih kurang tiga abad
sebelum teori-teori pembangunan muncul. Sehingga, berbagai perdebatan terhadap
teori maupun praktek pembangunan sudah berada di dalam alam kapitalisme. Karena
itu, tidak mengherankan jika kapitalisme sangat mewarnai teori-teori
pembangunan [3].
Motivasi teori modernisasi untuk merubah cara produksi masyarakat
berkembang sesungguhnya adalah usaha merubah cara produksi pra-kapitalis ke
kapitalis, sebagaimana negara-negara maju sudah menerapkannya untuk ditiru.
Selanjutnya dalam teori dependensi yang bertolak dari analisa Marxis, dapat
diakatakan hanyalah mengangkat kritik terhadap kapitalisme dari skala pabrik
(majikan dan buruh) ke tingkat antar negara (sentral dan pinggiran), dengan
analisis utama yang sama yaitu eksploitasi. Demikian halnya dengan teori
sistem dunia yang didasari teori dependensi, menganalisis persoalan kapitalisme
dengan satuan analisis dunia sebagai hanya satu sistem, yaitu sistem ekonomi
kapitalis [3].
Ulasan: Lahirnya pembangunan dapat didefinisikan untuk merubah cara
produksi pra-kapitalis ke kapitalis lainnya.
C. Teori
Pembangunan
Landasan
teoritis konsep pembangunan dalam proses industrialisasi berevolusi mulai dari
hanya yang menekankan kepada pertumbuhan hingga mempertimbangkan nilai-nilai
yang hidup di masyarakat setempat sebagai berikut [1]:
- Growth model development concept, yang menekankan pada
peran GNP dan Pendapatan Per Kapita
- Economic growth and social change model development
concept, yang menyatakan bahwa agar masyarakat dipersiapkan dengan
peningkatan kemampuan masyarakat agar tidak tertinggal dan tergilas oleh
modernisasi dan industrialisasi
- Ethical value model of development concept, yang
menyatakan bahwa disamping penyiapan masyarakat perlu juga memastikan agar
nilai-nilai dasar, ideologi dan budaya masyarakat setempat tidak
terserabut tetapi agar memberikan nilai tambah dalam kontribusi
pembangunan.
Hukum
dan proses pembangunan memiliki kaitan yang erat. Perancangan, perumusan dan
analisis hukum memerlukan tools non hukum yang sifatnya multidisciplinary,
seperti GIS, standardisasi, AMDAL, hukum pasar modal dan lain-lain.
Untuk
tercapainya keunggulan kompetitif suatu negara, maka sumber daya yang dimiliki
seperti sumber daya alam, lingkungan, potensi geografis dan lain-lain perlu
dioptimalkan dan dikombinasikan dengan IPTEK, ketersediaan softlaw berupa
perangkat peraturan yang memadai dan mendukung kondusivitas investasi, dengan
tetap menjaga dan membangun kesadaran perlindungan lingkungan (environment conservatory awareness)
demi tetap terjaganya konsep pembangunan industri yang berkelanjutan dalam
perspektif global dan lokal.
Pengandalan
hanya kepada keunggulan kompetitif berdasarkan sumber daya (resource based
development) dalam konteks persaingan global tidak sepenuhnya lagi dapat
diandalkan. Karena itu knowledge based industridalam bentuk penguasaan IPTEK,
perlindungan Intellectual Property Rights
harus dikemas dan dimaintain dalam skala yang optimal untuk tetap survive dalam persaingan dunia yang
borderless dengan tetap melibatkan potensi kearifan lokal masyarakat [1].
Ulasan: Teori tentang konsep pembangunan dapat didefinisikan
sebagai perusahaan yang memiliki suatu hubungan erat antara hukum dan proses
D. Pembangunan Seimbang
Dan Pembangunan Tidak Seimbang
a. Kebijakan Pembentukan Modal : Pembangunan Seimbang Dan Tidak
Seimbang
Teori pembangunan seimbang (balanced growth) teori ini mengharuskan adanya pembangunan yang
serentak dan harmonis diberbagai sektor, baik itu sektor industri, sektor
pertanian, sektor luar negeri maupun sektor domestik. Maka dari itu dalam
pembangunan seimbang sangat diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan
sisi penawaran. Di sisi permintaan memberikan tekanan pada pembangunan serentak
dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi menekankan penawaram
barang sedangkan di sisi penawaran akan berhubungan dengan penyediaan
kesempatan kerja yang lebih besar dan penambahan pendapatan agar barang dan
jasa dapat tumbuh.
Maksud
Pelaksanaan pembangunan seimbang ini adalah untuk menjaga agar proses
pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam :
1.
Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi ( air
dan
listrik ), dan fasilitas-fasilitas untuk mengangkut
hasil-hasil produksi kepasar
2.
Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan yang
akan di
produksikan
dengan
melihat hambatan-hambatan diatas maka pembangunan seimbang juga dapat diartikan
sebagai usaha pembangunan yang berupaya untuk mengatur program investasi
sedemikian rupa sehingga sepanjang proses pembangunan tidak akan timbul
hambatan-hambatan yang bersumber dari permintaan dan penawaran
Sementara
itu teori pembangunan tidak seimbang merupakan keadaan berlawanan dengan
keadaan pembangunan seimbang, didalam pembangunan tidak seimbang pembangunan
akan disusun sedemikian rupa sehingga dalam perekonomian tersebut akan timbul
kelebihan dan kekurangan dalam berbagai sektor sehingga akan menimbulkan
distorsi-distorsi dan ketidakstabilan dalam perekonomian [2].
Ulasan: Teori pembangunan seimbang dapat diartikan untuk
memberikan pembangunan
yang serentak dan harmonis diberbagai sektor, baik itu sektor industri, sektor
pertanian, sektor luar negeri maupun sektor domestik. Sedangkan pembangunan
tidak seimbang akan menyusun perekonomian sehingga akan menimbulkan kelebihan dan
kekurangan sektor yang mengakibatkan distori-distori dan ketidakstabilan dalam perekonomian.
b. Teori seimbang menurut rosenstein-rodan dan nurkse
Nurkse merupakan orang pertama yang membuat istilah
pembangunan seimbang (1953) tetapi teori ini pertama kali dikemukan oleh
rosenstein-rodan (1953) yang menulis gagasan untuk menciptakan program
pembangunan di eropa selatan dan tenggara dengan melakukan industrialisasi secara
besar-besaran. Kedua orang ini beranggapan bahwa melakukan industrialisasi ke
daerah-daerah yang masih berkembang merupakan cara yang tepat untuk menciptakan
pembagian pendapatan yang lebih merata di dunia dan untuk meningkatkan
pendapatan didaerah berkembang agar lebih cepat daripada didaerah yang kaya.
Tetapi lain hal nya dengan pendapat nurkse mengenai teori
pembangunan seimbang ini, dalam teori ini nurkse lebih menekankan pembangunan
ekonomi itu bukan saja mengalami kesukaran didalam memperoleh modal yang akan
dibutuhkan tetapi juga dalam mendapatkan pasar bagi barang-barang industri yang
akan dikembangkan.
Menurut nurkse investasi sangan rendah disebabkan oleh rendahnya
daya beli masyarakat, sedangkan daya beli masyarakat rendah itu disebabkan oleh
rendahnya pendapatan rill masyarakat. Rendahnya pendapatan rill dikarenakan
oleh rendahnya produktivitas. Sementara yang kita tahu daya beli masyarakat
merupakan pasar bagi barang-barang yang telah di produksi tadi. Dan apabila
rendahnya daya beli masyarakat ini akan menyebabkan produk-produk yang
dihasilkan sektor produksi akan sangat terbatas, dan keadaan ini tidak akan
membuat para investor tertarik untuk menginvestasikan uang nya [2].
c. Teori keseimbangan menurut scitovsky dan lewis
Hirscman mengelompokkan sscitovsky & lewis sebagai
pencipta teori pembangunan yang menekankan perlu nya kesimbangan dalam
penawaran sementara rosentein rodan lebih menekankan pada sisi permintaan.
Menurut scitovsky ada 2 konsep ekternalisasi ekonomi dan
manfaat yang akan diperoleh suatu industri dari adanya 2 macam eskernalisasi
yang ada dalam perekonomian tersebut. Menurut scitovsky eksternalisasi dapat
dibagi menjadi 2 yaitu seperti teori yang terdapat dalam teori keseimbangan (equilibrium theory) dan yang seperti
terdapat dalam teori pembangunan. Dalam teori keseimbangan (teori ekonomi
konvensional), ekternalisasi itu dapat diartikan sebagai perbaikan efisiensi
yang terjadi pada suatu industri sebagai akibat dari perbaikan teknologi pada
industri lain. Selain itu menurut scitovsky disamping hubungan saling
ketergantungan antara berbagai industri bisa pula menciptakan eksternalitas
ekonomi yang berkaitan dengan keuangan (pecunary
external economics) yaitu kenaikan keuntungan yang diperoleh suatu
perusahaan yang disebabkan oleh tindakan-tindakan perusahaan lain.
Sementara
itu menurut lewis sendiri pembangunan seimbang lebih menekankan pada keuntungan
yang akan diperoleh dari adanya saling ketergantungan yang efisien antara
berbagai sektor, yaitu antara sektor industri dan pertanian, sektor dalam
negeri dan sektor luar negeri. Lewis juga mengemukakan akan timbul banyaknya
masalah apabila pembangunan hanya dipusatkan pada satu sektor saja. Tanpa adanya
keseimbangan pembangunan antara berbagai sektor akan menimbulkan adanya
ketidakstabilan dan gangguan terhadap kelancaran kegiatan ekonomi sehingga proses
pembangunan akan terhambat [2].
d. Kritik terhadap teori pembangunan seimbang
Hirschman merupakan pengkritik yang sangat bagus, karena ia
tidak hanya mengkritik teori pembangunan seimbang melainkan juga mengkritik
pembangunan tidak seimbang.
Salah satu kritikan dikeluarkan dari singer, singer
mengkritik pandangan yang menekankan tentang perlunya menciptakan pembangunan
yang bersamaan pada berbagai industri (teori yang dikeluarkan oleh
rosentein-rodan dan nurkse), karena menurut pandangan singer itu akan melupakan
sektor pertanian. Sebagai akibatnya sektor pertanian akan kesukaran untuk
memenuhi pertambahan permintaan bahan pangan dan bahan baku pertanian yang akan
digunakan sektor industri. Oleh karena itu, menurut singer teori pembangunan
seimbang haruslah diperluas sehingga meliputi pula usaha pembangunan secara
besar-besaran di sektor pertanian. Dengan demikian kenaikan produktivitas dan
produksi sektor pertanian akan dapat memenuhi kenaikan permintaan sektor industry [2].
e. Teori pembangunan tidak seimbang
Teori pembangunan tidak seimbang dikemukakan oleh hirscmhan
dan streeten. Menurut mereka, pembangunan tidak seimbang adalah pola
pembangunan yang lebih cocok untuk mempercepat proses pembangunan dinegara
berkembang. Hirscmhan juga mengamati bahwa proses pembangunan yang terjadi
antara dua periode waktu tertentu akan tampak bahwa berbagai sektor kegiatan
ekonomi mengalami perkembangan dengan laju yang berbeda, yang berarti pula
bahwa pembangunan berjalan dengan tidak seimbang. Perkembangan sektor pemimpin
(leading sector) akan merangsang perkembangan sektor lain nya. Begitu pula
perkembangan di suatu industri tertentu akan merangsang perkembangan
industri-industri lain yang erat kaitan nya dengan industri yang mengalami
perkembangan tersebut.
Sementara yang kita tahu pembangunan tidak seimbang akan
menciptakan gangguan-gangguan dan ketidakseimbangan-ketidakseimbangan
dalam kegiatan ekonomi. Keadaan tersebut akan menjadi perangsang untuk
melakukan investasi yang lebih banyak pada masa yang akan datang. Dengan
demikian pembangunan tidak seimbang akan mempercepat pembangunan ekonomi di
masa yang akan dating [2].
f. Pembangunan tak seimbang antara sektor prasarana dan sektor
produktif
Persoalan pokok yang dianalisis oleh hirscmhan dalam teori
pembangunan tidak seimbang ini adalah bagaimana caranya untuk menentukan proyek
yang harus didahulukan pembangunan nya, dimana proyek-proyek tersebut
memerlukan modal dan sumber daya lain nya melebihi modal dan sumber daya yang
tersedia, agar penggunaan berbagai sumber daya yang tersedia tersebut bisa
menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal. Cara pengalokasian sumberdaya
tersebut dibedakan menjadi dua yaitu cara pilihan pengganti (substition choises) dan cara pilihan
penundaan (postponement choises).
Dari kedua cara ini ternyata analisis hirscmhan lebih
memusatkan pada cara yang kedua yaitu pilihan penundaan. Inti dari analisis hirscmhan
adalah penentuan prioritas dari proyek-proyek yang akan dilaksanakan haruslah
ditentukan atas dasar penilaian tentang tingkat kemampuan dari proyek tersebut
dalam mendorong proyek lainnya [2].
Ulasan: pembangunan tidak seimbang anatara sektor prasarana
dan sektor produktif dapat didefinisikan dengan cara pengalokasian sumberdaya tersebut yang
dibedakan menjadi dua cara yaitu cara pilihan pengganti (substition choises) dan cara pilihan
penundaan (postponement choises).
DAFTAR
REFERENSI